Arsip untuk April 9th, 2009

Demokrasi dan Haji Bugil

DemoCrazy & Haji Bugil
Oleh :
Darmen Adios

Menjelang Nabi Muhammad SAW diutus sebagai Rasul, peribadatan haji dilakukan dengan bertelanjang bulat. Tetapi tidak semua orang mau melakukan itu, diantaranya Abubakar Siddiq, Ali bin Abi Thalib yang kelak menjadi sahabat Rasulullah. Mereka memelihara diri dari kesesatan masyarakat, padahal arus kuat menganggap “ibadah haji” itu sebagai ibadah “tuntunan” ugama, sehingga ummat waktu itu melakukan kebugilannya tanpa rasa malu. Maka ketika Muhammad Allah SWT berikan rahmat sebagai utusanNya, langsung tugas ke Nabian Rasulullah didukung oleh sahabat sahabat yang mulia itu.

Fatwa Menyesatkan Ummat

Pesta democrazy dalam system democrazy persis ibadah haji bugil. Masyarakat jahiliah modern amat antusias menyambut pesta democrazy ini. Tanpa mereka merasa melakukan dosa besar yang melenyapkan seluruh amaliah mereka lantaran berbuat syrik, tetapi malah mereka merasa telah berjihad untuk membela ugama Allah. Dari masjid sampai istana, dari pelacur, pemabuk, penjudi, penjahat, maling, koruptor, sampai mubaligh, liqo liqo, ustad2 dan oelama2 menyambut antusias pesta democrazy ini. Hampir tidak ditemukan orang orang yang seperti Abubakar Siddik, Ali bin Abi Thalib dizaman democrazy ini, yang memandang nista pesta democrazy ini. Kesesatan bahkan semakin dipertajam dengan fatwa Oelama, bahwa memilih dalam pemilu yang aturannya mempersekutukan Allah hukumnya wajib.

Oelama dengan enteng mensetir hadist nabi untuk suatu rombongan perjalanan saja perlu ketua perjalanan, atau mereka hanya menggunakan akal, bagaimana kelangsungan kehidupan bernegara jika tidak ada pemimpinnya?, tetapi Oelama tidak mau menjelaskan apakah orang orang beriman boleh memilih dalam system kafir?, kita lihat jawaban Allah SWT.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا آبَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى اْلإِيْماَنِ ، وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu sebagai pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan (cenderung kepada) kekafiran atas keimanan dan siapa yang di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (at-Tawbah; 9:23)

Dari surat diatas tampak nyata fatwa Oelama telah mengelabui ummat. Kata jangan saja (larangan) dalam surat 9:23 telah menggugurkan kata wajibnya Oelama. Fatwa Oelama wajib tanpa penjelasan, maka jatuh hukumnya, tak ada pilihan, mau tak mau harus memilih bagi siapa saja orangnya dan yang dipilih siapa saja, mau kafir atau munafik dan dalam aturan apa saja, mau aturannya mempersekutukan Allah, aturan sesuai Islam, pokoknya wajib ikut milih. Jika telah tunaikan hak pilih, maka terbebaslah orang tersebut dari dosa.

Sementara Allah yang menciptakan Oelama tadi malah “berfatwa” (berfirman) yang bertentangan dengan fatwa Oelama. Ada tertulis kata kata jangan, berarti dilarang atau haram memilih, walau ia ayah kandung atau saudara kandung sendiri. Penjelasan dari Allah terhadap kriteria orang yang diharamkan untuk dipilih Allah jelaskan. Jika cenderung saja manusia yang mau dipilih itu kepada kekafiran, apalagi mengutamakan kekafiran terlarang untuk dipilih. Kondisi ayat ini jelas untuk lingkup system yang sudah Islam, maka calon yang cenderung saja kepada kekafiran dilarang pilih. Dalam system yang kafir apalagi. “Orang Islam” yang mau dipilih dipastikan telah mematuhi syariat syariat kafir. Lantaran itu orang orang yang beriman abstain dalam pemilihan pemimpin dinegara system kafir.

Analisa lain dalam rangka menetapkan hukum memilih ini, kita tahu dalam kaidah fiqih, wajib jika tidak dilaksanakan pasti berdosanya. Maka jika anda sedang terkena musibah gempa, tsunami, banjir bandang, gunung meletus, kasus Situ Gintung, kecelakaan mobil, pasti berdosanya jika tidak memilih di hari pencontrengan itu. Keluarga anda sibuk mengurus jenazah anggota keluarga yang meningal di hari H, anda tetap wajib ke TPS untuk mencontreng. Anda terkena penyakit menular flu burung, TBC, HIV tetap wajib milih, bagaimanapun caranya. Anda mau adakan pesta nikah, naik kereta api, naik pesawat terbang dsbnya, harus ditunda dulu karena khawatir terkena dosa tidak memilih.

Dari analisa kasus kalau ada musibah, firman Allah dalam 9:23 dan hadist perlunya pemimpin, walau ia dalam rombongan kecil, kesimpulannya memilih pemimpin dalam system kafir bagi orang orang yang beriman haram, siapapun calonnya ia dan beratribut apapun ia. Fardhu kifayah memilih, jika system telah Islam, pemilih maupun yang dipilih adalah orang orang yang beriman dan tidak diberi hak, pelacur, homo sex, penjudi etc memilih apalagi dipilih.

Dan jika kita teliti lagi ayat 9:23 diatas, memang Allah SWT tidak memberi tempat sedikitpun terhadap orang yang cenderung kepada kekafiran (munafik), apalagi kafir, untuk memimpin orang orang yang beriman. Tak akan dikasih korsi oleh Allah orang munafik dan kafir dalam pemerintahan orang orang yang beriman. Dan itu wajar wajar saja, Allah diingkari oleh orang kafir dan hukum hukum Allah dilecehkan oleh orang orang munafik, mosok iya mereka disuruh pilih oleh orang orang yang beriman. He opo tumon.

Syariat Poker Kembaran Syariat Democrazy

Setiap permainan ada syariatnya, ada aturannya. Main congklak, main catur, main sepakbola dan segala permainan pasti ada aturannya. Permainan system democrazy juga ada aturannya atau syariatnya. Jika kita ikut mencontreng, berarti kita telah setuju dengan aturan main system democrazy itu. Aturan system democarzy adalah, segala permasalahan hukum menjadi sah bergantung suara terbanyak. Tidak perduli bertentangan dengan aturan atau syariat Allah dan Rasul, maka ketetapan dan kepastian hukumnya tetap berdasarkan suara terbanyak.

Kepastian hukum ini tidak bisa dibantah oleh siapapun, walkout berkesan seolah olah mereka tidak bertanggung jawab terhadap hasil keputusan, tapi walkout bukan esensi penolakan terhadap system democrazy itu sendiri, selain walkout selalu dilakukan oleh kelompok minoritas. Kelompok mayoritas tidak walkout. Keberadaan mereka (partai Islam) dilembaga tersebut menunjukkan mereka telah menerima aturan main itu. Esensi utamanya mereka telah tunduk patuh terhadap syariat suara terbanyak menentukan keabsahan hukum. Bukan Allah dan Rasul sebagai kiblat mutlak penentu keabsahan hukum. Jadi Allah dan Rasul bisa disingkirkan, manakala suara terbanyak menghendaki, dan syariat ini merupakan kesepakatan mereka dari awal sebelum mereka masuk lembaga.

Peraturan atau syariat Democrazy inilah yang ditentang oleh orang orang yang beriman karena sangat bertentangan dengan kalimat tauhid ummat Islam. Tiada Tuhan Selain Allah. Syahadat orang beriman adalah Lailahaillallah, tiada tuhan selain Allah, bermakna tiada peraturan didunia, tiada keputusan apapun dalam kemashalatan manusia didunia, berkiblat dan bergantung kepada kehendak Allah dan Hadist Rasulullah. Maka orang orang beriman tidak bisa keluar dari ketetapan dan kehendak aturan main awal syahadatnya sendiri.

Jika pengaku muslim mensahkan contrengannya dan apalagi terlibat sebagai caleg, capres, cagub, cabup, maka ia telah dengan sendirinya menerima, menyetujui syahadat lain sebagai pernyataan keimanannya, yang serta merta manusia seperti ini telah terperosok sebagai manusia yang bertuhan banyak (syirik). Mereka telah bertahkim kepada syahadat democrazy “Tiada Allah dan Rasul, kecuali apa kata suara terbanyak”. Mereka menyetujui Allah dan Rasul ditempatkan dalam aturan democrazy sebagai object, subjectnya atau tuhannya adalah adalah gerombolan manusia yang terdiri dari pelacur, homo sex, koruptor, ustad, campur aduklah, yang telah menjadi tuhan tuhan tandingan selain Allah.

Anda tahu permainan poker?, syariatnya dalam permainan poker adalah, jika anda kalah, anda harus membuka baju anda sampai bugil, jika anda menang anda tetap berpakaian lengkap. Bagi yang masih berakal sehat, anda tidak mau ikut permainan poker itu, menang, silahkan anda berpakaian lengkap, tegakkan hukum hukum Allah, kalah silahkan anda berbugil, tempatkan Allah dan Rasul dalam kursi antrian. Wow, menang tampaknya indah, bisa bersorak kita, kalah kok jadi malah bertentangan dengan qolbu kita sendiri, Allah dan Rasul kita campakkan hanya lantaran terikat peraturan yang telah kita setujui itu. Mengapa kita menyetujui Allah dan Rasul dijadikan object dalam suatu peraturan buatan manusia?

Contoh lain seperti dalam perjudian nista, jika anda menang anda dapat rumah mewah lengkap dari sang lawan, tapi jika anda kalah anda mempersilahkan istri, atau anak anda yang wanita ditiduri lawan main anda itu, karena kesepakatan awal dari judi itu taruhannya anak, istri dan dari lawan anda ia korbankan rumah lengkap jika ia kalah. Kalau anda tidak mau aturan, perjanjian perjudian nista itu, maka perjudian itu sendiri tak akan terjadi. Lantaran anda ikut, maka otomatis anda menyetujui perjanjian dari perjudian itu.

Bertaruh dengan Menggadaikan Allah dan Rasul

Orang partai mempertaruhkan ke ridhoannya Qur’an Sunnah dicampakkan ke lubang tinja jika kalah. Munculkan pertanyaan dari qolbu kalian, bisakah Allah SWT anda perlakukan seperti itu? Yang jadi Tuhan ini anda atau Allah SWT?, mengapa Allah SWT anda masukkan dalam aturan permainan yang menjijikan dan jelas jelas syrik itu?. Allah yang punya aturan dan Allahlah yang menentukan bagaimana seharusnya kalian ini, bukan kalian yang menetukan penempatan Allah dan Rasul dalam aturan permainan anda.

Allah tidak butuh segala macam bentuk permainan kalian yang mengatas namakan berjuang dijalan Allah, kalau kalian tidak mau patuh berdasar, berbasis, ber undang undang dasar apa kata Allah, apa kata Rasul, tidak ada problem bagi Allah. Kalau kalian mau berbasis democrazy, apa kata suara terbanyak , atau komunis, atau apalah dalam aturan main anda, silahkan. Allah tidak butuh kalian. Untuk semua kelakuan kalian itu, kalian akan mendapatkan konsekwensi logisnya.

Democrazy Memakan Sangat Banyak Korban

Democrazy memang telah memakan banyak korban, dan merupakan senjata ampuh iblis untuk merekrut manusia jadi abdi abdinya. Diberi kehormatan dan hak veto manusia terbanyak untuk mengabsahkan segala bentuk hukum, maka dengan sendirinya Hak Hak Allah dan Rasul terampas. Kiblat menjadi bergantung apa kata suara terbanyak dan bukan bergantung apa kata Allah dan Rasul. Peluang keberadaan Allah dan Rasul menjadi bergantung suara terbanyak, bukan main licik system ini. Suatu konsep dari bisikan iblis yang amat canggih dalam menghancurkan tauhid ummat Islam.

Kualitas Ummat di Lembaga Paganisme & diluar Lembaga

Hanya Sholat, Puasa, Zakat, Haji yang dipandang ugama oleh pengaku Islam pada umumnya, selain dari itu bukan dipandang masalah ugama. Padahal Ugama Islam adalah system kehidupan vertical & horizontal sempurna yang datang dari Allah, the real Tuhan semesta alam.

System democarzy juga system kehidupan tapi dibuat oleh manusia, tuhannya manusia (gerombolan manusia), Kitabnya UUD buatan manusia. Nabinya Abdulah bin Ubay, tokoh munafik di zaman Rasulullah. Anda jangan heran, Abdullah bin Ubay sholat dibelakang Rasulullah. Sebagai ma’mumnya Rasulullah. Karena itu bisa saja kalau orang orang beriman sholat di masjid, dikiri kanannya adalah anak cucu Abdullah bin Ubay, bahkan imam sholat atau khotibpun bisa anak cucu Abdullah bin Ubay. Memang repot menghadapi pendurhaka, dia bisa disana, dikelompok kufar, dia bisa disini dikelompok orang orang beriman. Orang orang beriman hanya bisa mengenal mereka pendurhaka ugama jika mereka secara aplikasi terbukti kongkow dengan orang kufar, bersepakat menegakkan syariat thoghut atau pendukung system kufar. Tanpa melihat bukti, sulit mengenali turunan Abdullah bin ubay lantaran ia bareng sholat disamping orang orang yang beriman.

Saya pernah melihat ditempat umum, suatu poster besar terpampang, wajah wajah tersenyum anggota DPR, ada yang Kristen, Khatolik ada yang “Islam”, wanitanya berjilbab dengan gelar yang hebat hebat, siap melayani masyarakat dalam pemberantasan korupsi?, kelihatannya sih benar memberantas korupsi itu, tapi dengan hukum toghut mereka gunakan pemberantasan korupsi itu, bukan dengan hukum yang datang dari Allah dan Rasul.

Ya Allah, dengan wajah sumringah, bangga, bersanding dengan orang orang yang Allah katakan lebih jelek dari binatang, memberantas korupsi dengan hukum thoghut. Model beginikah yang katanya mau memperjuangkan Islam, sementara ini dia sedang dan selalu menegakkan hukum kafir. Berzina dulu ya, kelak bila Islam tegak perzinahan aku berantas. Tegakkan dulu hukum kafir, baru tegakkan hukum Islam. Mereka ngakunya ikan, biar airnya asin dia tidak asin. Kenyataannya malah airnya jadi tawar mereka tu ikan pada asin semua. Air asinnya di sedot habis mereka.

Seperti contoh wanita berjilbab dari partai Islam inilah yang Allah gambarkan mencampurkan yang hak dengan yang batil, alias menghalalkan segala cara, alias mencampurkan keimanan dengan kekufuran dalam perjuangannya.
وَلاَ تَلْبِسُوا اْلحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا اْلحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ.
Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (al-Baqarah; 2:42)

Keadaan wanita berjilbab itu di lembaga paganisme adalah gambaran umum kualitas pengaku Islam di negeri ini. Sikap seenaknya, sikap semau maunya bisa kita lihat pula dari wanita “muslimah”nya ketika mereka keluar rumah. Mereka keluar rumah tanpa pakaian muslimah, dan itu mereka lakukan tanpa merasa berdosa sama sekali. Padahal diantara mereka mereka itu ada yang anak pengurus masjid, anak pengurus pesantren, bapaknya pada rajin sholat subuh magrib isya di masjid, eh anaknya berpakaian tapi telanjang keluar rumah tanpa merasa berdosa sedikitpun. Maunya bapak bapak itu memimpin ummat dimasjid, tetapi memimpin anak istrinya saja untuk beriman tidak bisa. yah, kerusakan telah menjadi budaya, sehingga tidak dianggap dosa.

Coba anda renungkan jika Fatimah anak Rasulullah keluar rumah tidak berpakaian muslimah, padahal Rasulullah memerintahkan berpakaian muslimah pada yang bukan mahramnya, siapa yang mau ikut Rasulullah kalau anaknya begitu. Maka benar sabda Rasulullah, pemimpin suatu kaum yang akan muncul, bagaimana kualitas kaumnya. Kaumnya muna, idiot, maka pemimpinnya muna, idiot pula.

Democrazy Sebagai Sumbernya Bencana.

Apa istimewanya democrazy suatu system yang mentuhankan manusia?, tidak usah bicara dari sudut ugama dulu, democrazy merupakan kaidah hukum sebagai penyebab terror dimana mana. Anda tahu president Bush, dia adalah tukang bantai manusia yang diakui hampir semua lapisan masyarakat didunia ini, yang menyatakan kekejaman Bush itu bisa saja orang orang beriman, kafir, munafik. Tapi manusia tidak bisa berdaya terhadap kekejamannya, karena dilindungi kaidah democrazy, dia telah menang taruhan.

Anehnya si jagal ini terpilih lagi jadi president untuk yang kedua kalinya. Masuk akalkah jika kita berfikir dari qolbu yang sehat, si pembunuh sadis yang paling banyak memakan korban manusia didunia ini terpilih untuk kedua kalinya. Kok bisa, kalau begitu democrazylah sebagai penyebab memungkinkannya kehancuran bagi peradaban manusia. Siksa derita manusia banyak justru ditimbulkan dari kaidah democrazy. Apa hebatnya demiocrazy?

Di negeri yang makan asam garam dijajah selama 350 tahun, the best of record lamanya dijajah oleh bangsa lain, juga terjadi keanehan, orang buta, istrinya lumpuh, yang satu jalannya dituntun, yang satu lainnya didorong di korsi roda, bisa jadi president. Anehnya lagi ia di pilih dan diangkat oleh yang katanya para doctor dan ilmuan serta ulama. Kemusykilan itu terjadi lantaran kaidah democrazy memungkinkannya sehingga bisa terjadi. Maka manusia jatuh harkatnya ke aspal, jadi idiot, tidak waras bikinan, bahkan banyak yang bangkrut dan gila lantaran kalah berjudi lantaran berdemocrazy, maka, apa hebatnya democrazy?.

Biaya pesta democrazy di negeri mental budak ini, 21 triliunan keatas, sementara jika musim pilkada telah mulai lagi, bisa tiap dua minggu ada pilkada di seluruh propinsi. Belum lama satu pilkada di jatim saja habis 1 triliun lebih dan productnya hampir di semua propinsi dan wilayah kabupaten ricuh. Bukan muncul persaudaraan, malah muncul perpecahan, pertentangan yang tiada habis habisnya.

Anehnya lagi, jika bangsa ini di tertawakan China atas pemborosan uang rakyat yang luar biasa itu, bangsa budak ini malah bangga disebut sebut sebagai bangsa paling democrazy didunia. Makanya tak heranlah kalau bangsa ini bisa dijajah sampai selama 350 tahun, yang tolol tolol dilakukan malah ia bangga. Kenapa sih anda bisa dijajah sebegitu lama sampai 350 tahun?, orang beriman kepada Allah, satu detik saja negaranya di jajah bangsa lain, sudah gerah dan pengen muntah. Orang beriman jika dijajah pilihannya hanya mati syahid or you get out hurry up, hitungan waktunya dari detik ke detik. Nah kalau sampai dijajah 350 tahun, kualitas bangsa macam apa itu.

Takut mati, bodoh, cinta dunia, berbudaya jangan melawan arus, tidak berani menyatakan yang haq adalah penyakit umum bangsa budak. Jika anda punya rasa peduli terhadap penghamburan uang amanat Allah dan amanat kaum muslimin itu (Uang Negara) yang menghabiskan triliunan, belum lagi pesta pilkada pilkadanya , tentu anda tak tertarik untuk bergembira ria dalam pesta democrazy itu. Jika anda ikut, berarti anda termasuk orang orang yang setuju terhadap penghambur hamburan uang itu.

Masa bodoh, bukan duit gue gue inih. Yah terang aja, elu ngincer korsi DPR DPRD untuk kekayaan elu dan keluarga elu dulu yang pertama, baru partai, baru rakyat, dan giliran rakyat, tinggal recehannya aja yang mereka dapat. Rakyat elu buat cuman untuk ngedorong mobil elu yang mogok waktu pemilu, kasih ceban ama rakyat, begitu mobil elu idup, elu tinggalin tuh rakyat. Lima taon kedepan lu dah punya rumah banyak, mobil banyak, bahkan istri elu tambah, karena elu merasa 4 istri aja, gaji elu dari berkhianat kepada Allah dan Rasul lebih dari mencukupi.

Kemudian sekarang elu muncul lagi, teriak teriak lagi sebagai orang yang akan membawa perubahan, padahal elu dah 5 s/d 10 tahun nongkrong dilembaga pembawa perubahan, sekarang mo membawa perubahan lagi, dan tak ada dari elu elu yang ambisi ama korsi itu yang tidak mengatakan berjuang untuk rakyat. Lu cari cari lagi orang orang yang bakal dorong mobil elu. Padahal orang orang yang lima, sepuluh, lima belas, dua puluh tahun yang dulu ngedorong mobil elu itu, lantaran mereka kagak masuk caleg, kagak pernah berubah nasibnya. Yang ngojek tetap ngojek, yang loper tetap loper ampe tua dan bahkan sampe mati nasibnya kagak berubah, sementara elu ngembat uang amanat Allah dan amanat kaum muslimin 87,5 % untuk elu, kira kira 10% untuk partai elu, 2 ,5 % untuk rakyat, pinter elu itung itungan, padahal gua brani sumpah elu elu enggada yang mau jadi caleg klo gaji elu seperti gaji guru 2 jutaan perbulan. Maka boongkan lu bilang berjuang untuk ugama Allah, paling lu bilang kalo digaji 2 juta, berjuangnya diluar aja deh, engga janjiin lagi tuh di DPR.

Hehe, begitulah kalau mental penyamun mo dapat jabatan dan kekuasaan. Ujung ujungnya malah ia yang lebih rakus dari rakyat. Rakyat masih aja ada yang di gaji sebagai guru kontrak 600 ribuan perbulan, sementara pejuang pejuang rakyat itu punya gaji 35-50-90 jutaan plus macam macam tembakan lainnya. Dalam Islam mereka yang berpenghasilan dari uang kas Negara, hanya seperti gaji guru gajinya, maka tidak ada gap yang mencolok antara orang pemerintah dan rakyat umumnya, jika mau kaya silahkan berdagang. Semua telah terukur dalam Islam, silahkan baca tullisan saya “The Real Corruption” dalam blogger saya. Cari saja di google, tulis nama Darmen Adios, Insya Allah ketemu.

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كثلَّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS. 6:44)

Dalam Islam, tingkatan manusia dibedakan berdasarkan taqwanya. Dalam system democrazy, pelacur, pemabuk, morphinis, kaum homo sex, benchong, koruptor dinilai sama dengan manusia sekelas Umar bin Khatab. Duduk duduk saja sambil menunggu giliran contreng, didepan Pekerja Komersial Sex, di belakang Benchong, di kiri Homosexual, dikanan ahli sakau, pecandu narkoba, uakhhh, denger ucapannya, nyium baunya dah seperti kita kecemplung lubang tinja, eh anehnya dalam system democrazy, manusia sekelas Rasulullah dinilai sama dengan manusia seperti itu. Grrrrrr, apa hebatnya democrazy.

Semua caleg, capres, cagub adalah artis sinetron. Lah kenapa begitu?. Kenapa elu tampil tampilkan diri elu agar terpilih jadi penguasa, jabatan tertentu, promosikan diri pilihlah saya, pilihlah saya keluarkan dana yang tidak sedikit pula untuk promosikan diri elu itu, bukankah Rasulullah melarang dan bahkan menolak orang orang yang cari muka, cari cari jabatan, pakai uang pula untuk dapatkan amanah yang dekat dengan api neraka itu?, katanya pengikut dan pecinta Rasulullah, kenapa sabda Rasulullah itu kalian abaikan !!!.

Artis sinetron ditanya wartawan, kenapa elu beradegan mesum dalam sinetron itu?, jawab sang artis, kalau sudah scenarionya yah mau tak maulah pak, kalau tak mau ya jangan jadi artis donk. OO jadi kalau sudah begitu syariatnya dalam syariat democrazy, maka yang Rasulullah haramkan, menjadi halal buat kalian yaa. Apa hebatnya democrazy?, menghalalkan yang diharamkan Allah ?.

Pembenaran Democrazy dari Pengaku Islam

Abu Karim Fatullah menulis:
 “Jangan heran jika saat ini konsep demokrasi ibarat pelita digelapnya malam yang banyak didatangi laron, semua negara berlomba menuju ke arahnya karena ia dianggap sebagai salah satu system yang mampu mengeliminir semua bentuk ke tidak adilan dan penindasan penguasa terhadap rakyatnya”.(hal 38,baris 22, dari Buku bantahan terhadap Kekeliruan Abu Bakar Ba’asyir).
Zuber Safawi dari Partai Keadilan Sejahtera menulis,
 Demokrasi dewasa ini menjadi kehendak dan arus umum di dunia. Gagasan ini telah menjadi idealisme publik dalam merekonstruksi negara modern. Disepanjang dua abad, terminologi ini menjadi telah wacana utama sehingga tidak ada satupun ideologi dunia yang tidak memuat terminologi ini dalam content ideologinya
Diambil dari eramuslim.com oleh ustad sarwad LC, pengirim Reza Pahlevi dari PKS
 Dan kalau mau jujur, memang tidak ada satu pun ayat Quran atau hadits nabi SAW yang secara zahir mengharamkan partai politik, pemilu atau demokrasi. Sebagaimana juga tidak ada dalil yang secara zahir membolehkannya. Kalau pun ada fatwa yang mengharamkan atau membolehkan, semuanya berangkat dari istimbath hukum yang panjang. Tidak berdasarkan dalil-dalil yang tegas dan langsung bisa dipahami.
Disini Ustad Sarwad berdusta kepada ummat atau ia idiot, dikiranya Allah Tuhan yang Maha Bego, sehingga Allah SWT kelupaan membahas masalah democrazy dalam Al Qur’an. Anda Lc lho, kok seperti keledai yang membawa qur’an di punggungnya. “Apa yang anta bawa keledai?, qur’an boss, tahu apa yang terkandung didalamnya?, tidak boss, saya cuma manggul doang”. Jadi selama ini elu kuliah cuma manggul Qur’an doang?
Masalahnya sebenarnya sederhana, Rasulullah manusia paling mulia dimuka bumi ini, tapi tidak bisa mengislamkan pamannya yang selalu membantu dan melindunginya. Apalagi saya terhadap anda, atau saya terhadap ponakan saya, atau saya terhadap kakak saya, atau tetangga saya, atau ipar saya yang tidak sejalan dengan saya. Sementara hidayah hanya bisa dirasakan, dimengerti hanya oleh orang yang menerimanya saja, yang tidak memperoleh hidayah tak akan pernah mengerti hidayah itu.
Tetangga saya yang protestan mengatakan merasa memperoleh hidayah dengan kekristenannya, saya terkaget dan merenung atas pernyataannya itu dan baru bisa memahami hakikat hidayah yang sebenarnya. Kalau orang yang belum memperoleh hidayah, ia akan terus dalam kesesatannya, tetapi ia merasa telah berbuat sebaik baiknya. Tetangga saya yang non muslim itu hanya merasa mendapat hidayah, tetapi hidayah yang sesungguhnya dari Allah tidak ada. Kata kata tidak ada ini tentu versi dari yang telah beroleh petunjuk, versi mereka, enak aja lho bilang gua sesat, enak aja lho bilang democrazy sesat, nah tuh buktinya pernyataan orang partai partai Islam, bertolak 180 derajatkan dengan pernyataan saya tentang democrazy?.
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمُ اْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya” (QS. 18:103)
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya. (QS. 18:104)

Alasan Mendukung Democrazy

• Mereka bilang, aku mendaftar jadi caleg bukan tujuan, aku ingin menyampaikan al haq dan akhlak kepada mereka jika aku terpilih, juga sebagai pintu gerbang awal untuk menjadi bupati didaerah pemilihanku. Dengan power aku bisa berbuat lebih banyak lagi. Yang penting, jadi caleg itu niatnya apa, bukankah Rasulullah bersabda perbuatan manusia bergantung niatnya. (dari caleg)
• Yang lain lagi berkata, jika kita tidak masuk, maka keadaan akan lebih parah lagi (berkesan keberadaan dirinya atau partainya membuat kedaan pasti lebih baik). (pendukung)
• Yang lain lagi berkata, jika kita tidak memilih atau ikut, maka itu amat disukai kelompok non muslim, dan jika tidak ada kelompok Islam didalamnya, mereka jadi mayoritas di kelembagaan, bisa jadi larangan berjilbab akan segera diterapkan lagi di negeri ini jika DPR dikuasai olehnya, keadaan itu akan lebih mengerikan. (caleg)
• Yang lain lagi berkata, untuk memperkecil mudharat kita masuk kelembaga itu, sama seperti jawaban diatas, hanya agak keren pakai istilah memperkecil mudharat. (pendukung)
• Yang lain lagi bilang, democrazy hanya besek (keranjang anyaman), sekarang kita lagi makan nasi pakai beseknya mereka, jika kita telah kenyang atau menang beseknya tinggal buang. (dari anggota DPR)

Prinsip Islam Untuk Mengetahui Kesesatan Diri

Prinsip pertama, kita harus tahu bahwa jalan yang lurus itu hanya ada satu jalan, tidak ada jika ada dua pandangan yang berbeda terhadap masalah yang sama, untuk persoalan yang terdapat dalam Al Qur’an Sunnah, dan bukan pula persoalan keduniaan yang tidak terdapat dalam Qur’an Sunnah, tapi masalah keduniaan (horizontal) atau masalah vertical yang terdapat wajib atau larangannya, maka tidak ada dua duanya benar walau pandangan berbeda, atau dua duanya salah walau pandangannya berbeda. Hukum yang pasti adalah salah satu benar dan yang lainnya pasti sesatnya. Contoh berzina, terdapat larangannya dalam Al Qur’an. Misal ada yang bilang, tidak mengapa itu, yang penting suka sama suka, yang lain bilang haram itu walau suka sama suka. Pandangan yang satu pasti sesatnya, yang lain pasti benarnya.

Basis pemikiran ini perlu untuk cepat kalian mendekteksi diri tersesatkah kalian jika teman kalian berbeda pandangan, tapi permasalahannya harus terdapat dalam Qur’an dan Sunnah. Itu cara cara orang beriman meneliti dirinya sendiri. Orang orang beriman melangkah selalu melihat rambu, orang orang munafik melangkah mencampurkan yang hak dengan yang batil. tidak perduli terhadap rambu, padahal ingin cepat sampai tapi malah tidak akan pernah sampai.

Maka jika saya menyatakan pendukung, pembela democrazy tersesat dan pihak partai mengatakan pendukung pembela democrazy adalah jihad di jalan Allah, karena masalah democrazy adalah masalah horizontal yang terdapat dalam Al Qur’an Sunnah, sudah pasti saya yang benar yang lain sesat atau mereka yang benar saya yang sesat.
إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (al-Fátihah; 1 : 6)

Menunjukkan jalan yang lurus hanya satu jalan, jalan menuju Allah hanya ada satu jalan, tidak ada dua jalan yang berbeda, kedua jalan yang berbeda itu benar , dua duanya berada dijalan yang lurus, atau dua duanya salah, padahal ada yang berpegang kepada Al Qur’an. Kita lihat ayat berikut :

فَذَلِكُمُ اللهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ ، فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ ، فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran) (QS. 10:32)

Jadi pihak pendukung democrazy boleh mencari kesalahan saya sampai sebesar zarahpun terhadap statement saya, buktikan saya salah berdasar Al Quran Sunnah, disertai kaidah yang mendalam tentang kaidah menentukan menetapkan suatu hukum. Jika tidak bisa, sementara saya bisa disertai pedoman Al Qur’an dan Sunnah, maka pendukung democrazy benar tersesatnya.

Ustad Sarwad mengatakan tidak ada dalil yang tegas yang mengharamkan democrazy dalam Al Qur’an, saya katakan anda berdusta. Kata kata democrazy memang tidak terdapat dalam Al Qur’an, lantaran ia bukan product Islam, tidak muncul dari dunia yang berbahasa Arab. Tapi saya katakan, apakah anda akan mengatakan Allah tidak menyangka bakal ada masalah democrazy yang meninbulkan pro kontra dikalangan pengaku Islam, sehingga Al Qur’an perlu di revisi lantaran zaman telah berubah, perkembangan bahasa juga berubah?, ini malah yang tak masuk akal.

Seperti melacak uang palsu, kita lihat, kita raba, kita terawang, maka baca tulisannya, democrazy, kita cari asal usul dan maknanya dari bahasa dan negara yang mengeluarkan, setelah kita tahu artinya, kita lihat kebenaran dari arti democrazy itu dalam kehidupan sehari hari, benarkah prinsip prinsip yang terdapat dalam democrazy demikian?, kemudian cari dalam Al Qur’an yang menyangkut pengertian democrazy yang tidak bisa di ganggu gugat lagi itu. Nah terdapatlah kebatilan democrazy itu dalam Al Qur’an. Ini menandakan Allah tidak Alpha terhadap pernyataanNya sendiri:
مَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتَابِ مِنْ شَىْءٍ َ
Kami tidak tinggalkan satu pun perkara, ( prinsip prinsip pokok) dalam Al Qur’an (QS. 6:38)

Menyangkut democrazy nya itu sendiri, kita lihat prinsip prinsip yang terkandung dalam democrazy itu samakah dengan larangan larangan yang terdapat dalam firman firman Allah itu.

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِى اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ ، إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَ إِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 6:116)

Democrazy berprinsip pada keabsahan suara terbanyak, larangan Allah menuruti, atau berpegang kepada suara terbanyak itu, pada kaidah democrazy itu, karena sebenarnya memang tidak ada kekuatan hukum suara terbanyak itu, kekuatan hukum hanya datang dari Allah, itu jika anda orang yang yakin dan orang yang beriman. Terbukti Allah membahas soal democrazy.
وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ
Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamu (Muhammad SAW) sangat menginginkannya (QS. 12:103)

Lihat pernyataan Allah, sampai kapanpun kelompok, atau orang yang berpandangan pada pandangan kebanyakan manusia tidak akan beriman. Nah terbukti lagi bukan, pendukung democrazy luar biasa banyak, dari masjid sampai istana, dari pelacur sampai para ustad bertitel Lc. Penentang democrazy dari orang orang yang beriman hanya sedikit, walau dari kalangan kafir ada juga yang menentang seperti Filsuf Plato dan Socrates, tapi alasan Scorates dan Plato berbeda dengan orang orang beriman, seperti misalnya China komunis yang menolak democrazy.

Prinsip Kedua, kita harus mengetahui sabda Rasulullah bahwa selemah lemahnya iman itu diam dan bukan ikut ikutan. Jika sudah ikut ikutan itu berarti telah menjadi pendukung kemaksiatan itu sendiri. Terkadang kita rela bermaksiat dengan melanggar aturan Allah hanya lantaran ditipu orang partai, kalau partai Islam tidak didukung, maka keadaan akan lebih parah lagi, larangan jilbab akan diterapkan. Kita membenarkan logika ini, kita menurut mereka, akhirnya kita tercebur lagi menjadi pelanggar larangan Allah dan Rasul.

Kita sudah tahu bahwa mereka telah menjual akidah mereka, dan itulah yang sebenarnya merupakan sumber kerusakan ummat lantaran mencampurkan yang hak dengan yang batil. Lupa kita pada konsep dasar bahwa democrazylah yang sebenarnya membuat pengaku muslim ini terpecah belah dan hancur hancuran, dan lupa pula kita pada sejarah dan contoh tauladan kita Rasulullah, bahwa Rasulullah tidak pernah mau pusing pada keadaan Negara pada waktu itu, kenapa kita belaga mau pusing keadaan di kelembagaan paganisme?. Mau merasa lebih pintar dari Rasulullah?.

Saya katakan berulang lupa, lupa, lupa ini hanya lantaran sedikit saja diberikan alasan akal, bukan alasan Qur’an, ditipu dikit saja kita oleh mereka, kita kembali lagi terjun menjadi pendukung democrazy, kita kembali lagi mencampurkan yang hak dengan yang batil. Tsamaunalahum itu lah yang dikatakan orang yang gampang diombang ambing. Macam kerbau yang bisa diseret kesana, diseret kesini bergantung kekuatan sipenyeret.

Bukankah keadaan dulu juga parah, mereka bertuhan Allah juga, tapi bertuhan latta uzza juga, kalau ditanya siapa yang menciptakan langit dan bumi, jawab mereka Allah, tapi menyembah latta uzza juga, persis kelakuan orang orang musyrik di pulau jawa sekarang ini. Tuhannya Allah tapi minta kaya pada arwah dsbnya. Lihat saja dukun cilik Ponari laris manis. Kerusakan lain dimasa itu haji bugil dan anak gadis kecil perempuan di kubur hidup hidup, bahkan Umar bin Khatab sebelum hidayah sampai padanya mengubur hidup hidup anak gadisnya, keadaan yang begitu buruk dimasa Rasulullah, Rasulullah menolak tawaran Tahta, (jabatan), Harta dan wanita dari pemerintahan taghut. Tidak mengatakan kalau saya tidak masuk di kelembagaan pemerintahan GolQur, maka keadaan akan semakin buruk lagi.

Harusnya kita berfikir mengapa Rasullah menolak tawaran empuk itu?, Bukankah teladan kita Rasulullah?, padahal tahta, harta dan wanita paling cantik dijazirah Arab yang akan diserahkan penguasa GolQur, bukan main main yang akan diberikan itu, sementara kalian orang partai malah memburu tahta harta dan wanita dalam perjuangannya. Digunakan pula Nabi Yusuf sebagai tameng pembenaran langkahnya. Padahal Nabi Yusuf bekerja pada raja kafir tidak tunduk pada syariat kafir, sementara orang partai tunduk pada syariat kafir yang bertentangan dengan syariat Allah.

وَكَذَلِكَ مَكَنَّا لِيُوسُفَ فِى اْلأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ ، نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَشَاءُ ، وَلاَ نُضِيعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS. 12:56)

Dan nabi Yusufpun tidak berhukum kepada hukum yang menentang Allah:
فَبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاءِ أَخِيهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِعَاءِ أَخِيهِ ، كَذَلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ ، مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِى دِينِ الْمَلِكِ إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ اللهُ ، نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ ، وَفَوْقَ كُلِّ ذِى عِلْمٍ عَلِيمٌ
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki: dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha Mengetahui. (QS. 12:76)

Sekali lagi Allah bukanlah Allah, kalau tidak memahami polemic yang bakal terjadi diantara manusia sekarang ini, kalian secara gampang menjadikan nabi Yusuf sebagai tameng pembenaran kalian bercokol di lembaga paganisme itu, tapi Allah telah memberitahu bahwa nabi Yusuf tidak terikat undang undang thaghut dan nabi Yusuf berkuasa penuh pada jabatannya. Perhatikan ayat ayat diatas.

Sebenarnya orang melihat manusia bukan dari jabatannya, tapi dari aplikasinya. Patuhkah ia pada hukum kafir dan bagaimana productnya. Sebenarnya kalau ada anggota DPR atau pegawai negeri yang tidak patuh pada hukum kafir, sebentar saja ia telah dipecat dari DPR atau pegawai negeri. Pegawai kok mau lain sendiri, disuruh menaikan bendera dan memberi hormat pada bendera tidak mau, disuruh menghadiri natalan di gereja tidak mau, jika polisi, disuruh menangkap Abu Bakar baasyir tidak mau, disuruh mendakwahkan pancasila kepada khalayak tidak mau, disuruh azan diliang lahat tidak mau, disuruh menghadiri zikir qubro tidak mau, sebagai hakim disuruh mengadili pezina tidak mau, disuruh mengadili koruptor tidak mau, disuruh baca doa untuk kematian tokoh munafik Nurcholis Majid tidak mau.

Orang yang menjaga Al Qur’an dan Sunnah Rasul dan hati hati begini sebentar saja sudah dipecat. Jadi memang hampir tidak mungkin orang beriman bekerja pada pemerintahan kafir, kecuali untuk pekerjaan pekerjaan yang tidak terkena syariat, pembersih sampah jalanan, dokter puskesmas, guru mathematic. Tapi kalau ada saja suatu ketika dalam pekerjaannya itu yang menyebabkan ia harus melaksanakan kebatilan, ia sendiri yang memecat dirinya. Tuh hebatnya orang orang yang beriman, bukan maen gampang gampangin masalah.

Kemudian kita perhatikan anggota DPR ini dan productnya, semisal Islam susu murni putih bersih, adakah product mereka, hasil kerja sama mereka dalam memproduct UU susu murni putih bersih pula?. Sama sekali tidak, produknya selalu campur aduk, iman dan kafir dicampur, hasilnya munafik. Susu murni putih dicampur air tinja seperempat, diaduk kayak jamu, warnanya tidak lagi putih, tapi putih kekuning kuningan, itulah product orang DPR. Rasanya? Wow dan tega teganya susu murni bercampur tinja itu dipasarkan kepada masyarakat.

Presidentnya Rasulullah, menteri luar negerinya Paus Paulus, khatolik, menteri P & K nya gubernur Bali Hindu, kesemuanya penyembah berhala, padahal tugas Rasulullah menghancurkan keberhalaan mereka, sehingga mereka hanya menyembah Allah saja. Bagaimana itu bisa dilakukan, sebagaimana tak mungkinnya anggota DPR, DPRD menegakkan hukum Allah sampai sekarang di lembaga toghut. Bagaimana Rasulullah mau jadi raja atas mereka, jika Rasulullah diberi sesuatu tentu mereka minta sesuatu, hasilnya kompromi, hasilnya pencampuran yang hak dengan yang batil, tawar menawar.

Bukan lantaran mereka kurang banyak sehingga Islam tidak pernah tegak dilembaga thoghut, dan siapa pula yang bilang mereka kurang banyak, coba lihat KTP mereka, mayoritas malah pengaku Islam, dan hanya minoritas pengaku non muslim, dari dulu sejak democrazy di kumandangkan mereka selalu mayoritas. Tapi lantaran konsep dasar perjuangan mereka telah menentang Allah dan Rasul dari awal dan juga mereka harus mematuhi atau dibawah kungkungan hukum hukum thagut begitu mereka ada didalam, orang orang yang mula mula bagus keislamannya lama kelamaan sama seperti mayoritas penghuni lembaga paganism itu. Selalu begitu, terbawa arus tanpa terasa, akhirnya malah memuji muji democrazy. (duitnya indah sih)

Karenanya bagaimana mungkin orang yang doyan mencampurkan hak dengan yang batil akan menegakkan Islam yang begitu tinggi dan mulia, Bisakah Islam akan muncul dari orang orang yang dari awal sebagai pendurhaka Allah dan Rasul?, yang begini ini yang namanya anak cucu dajal. Dajal sungguhan nanti tipuannya lebih dahsyat lagi.

Ibn Jarir berkata:”Orang munafik merusak diatas bumi karena maksiat dan pelanggaran mereka terhadap larangan larangan Allah serta mengabaikan perintah perintah Allah dan ragu terhadap Qur’an dan Sunnah yang seharusnya mereka percaya dan yakin, juga mereka membantu orang orang kafir, tapi perbuatannya mengacak ngacak keputusan Allah dan Rasul mereka katakan sebagai perbaikan dan kebaikan.
وَإِذَا قِيْلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُوْا فِى اْلأَرْضِ قَالُوْا إِنماَ نحْنُ مُصْلِحُوْنَ
Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab:”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. (al-Baqarah; 2:11)
إِنماَ نحْنُ مُصْلِحُوْنَ
Innamaa nahnu mush-lihun :” Sesungguhnya kami hanya memperbaiki antara kedua golongan kafir dan mukmin, dan kami dapat berdamai dengan baik dengan keduanya. Ingatlah justru usaha untuk mencampur aduk antara iman dengan kufur itulah pengrusakan dan pengkacaubalauan, hanya karena kebodohan mereka, maka mereka tidak mengetahui dan tidak merasakan”
أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ اْلمُفْسِدُوْنَ وَلَكِنْ لاَ يَشْعُرُوْنَ
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (al-Baqarah; 2:12)

Orang munafik selalu merasa lebih bijaksana dan modern, sebab mereka tidak punya keyakinan dan selalu ragu, karena itu mereka menganggap kepada yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai orang bodoh dan tidak maju pikirannya.

Prinsip ketiga, menggunakan instrument manusia, telah Allah atur penempatannya. Qur’an Sunnah, berada pada puncak segitiga. Ghadab dan Syahwat manusia ditempatkan pada kiri bawah segitiga, Pemikiran, (akal), Penglihatan, Perasaan, Pendengaran pada alas segitiga bagian kanan. Sesatnya manusia lantaran bertindak, berbuat hampir tidak pernah menggunakan kerangka yang telah Islam tentukan itu. Terkadang perasaan di taruh dipuncak, quran sunnah di taruh dikaki segitiga, biar saudara kita penjahat, kerap kita bela, karena perasaan dekat dengan saudara.

Hukum potong tangan tidak jadi dilaksanakan pada koruptor lantaran pesakitannya anak sendiri, akhirnya hukum dibuat menurut kepentingan si pembuat hukum. Rasulullah tegas mengatakan, jika anakku Fatimah mencuri, niscaya aku potong tangannya. Pernyataan Rasulullah itu menandakan Allah dan Rasul ditempatkan pada puncak segitiga.

Akal yang amat sering ditempatkan pada puncak segitiga, Qur’an Sunnah di taruh dikaki, jadi bukan apa kata Allah dan Rasul dulu yang didahulukan, tapi apa kata akal dulu yang didahulukan, akibatnya keluar kata kata dari caleg, aku menjadi caleg bukan tujuan, tujuanku dakwah dan membenahi akhlak manusia. Orang jadi caleg itu bergantung niat, dan niatku itu sudah sesuai sabda Rasulullah bahwa semua perbuatan manusia bergantung niatnya. Bergidik juga saya mendengar pernyataannya, dan saya kira semua caleg akan berkata demikian.

Tapi sayang si caleg lupa atau memang tidak tahu, niat karena Allah, tujuan untuk tegaknya Islam dan keadilan, harus diimbangi dengan aplikasi yang sesuai Qur’an Sunnah, kalau tidak, lagi lagi sang manusia akan selalu menghalalkan segala cara atau mencampurkan yang hak dengan yang batil dalam perjuangannya. Sebenarnya tidak ada bedanya anda yang membom manusia ditempat umum dengan anggota DPR di lembaga thoghut. Sama sama menghalalkan segala cara. Perangkan ada di Palestina, Iraq dan Afghan. Orang orang yang bisa jadi tak tahu menahu kekejaman Bush di Iraq, tiba tiba menjadi serpihan daging hanya lantaran dia kafir, padahal orang yang menjadi serpihan itu tidak memerangi anda dan bisa jadi tetangga anda yang kerap kirim kirim makanan dengan anda. Kalau mau mem bom, datang ke Afghan, Iraq, disana musuh sesungguhnya ada dan boneka bonekanya juga banyak. Dan mereka yang di bom juga tidak protes, karena dia tahu perampok, penjajah, penjilat harus siap dimampusin lawan.

Kalau saya di jitak A, kemudian saya balas dengan menjitak B, B tinggal omong, apa salah saya terhadapmu, oh begitu ya ajaran Islam yang kamu puji puji begitu tinggi dan mulia. Begitu ya Muhammad mengajarimu?, duh hancur luluh dah aku, Muhammad yang begitu mulia akhlaknya aku cemarkan karena aku menempatkan Ghadap dan Akalku dipuncak segitiga, sementara Allah dan rasul aku tempatkan di kaki segitiga.

Prinsip ke empat, kita harus tahu bahwa perbuatan syrik itu tidak semata mata yang digembar gemborkan ulama selama ini, seperti perbuatan dukun santet Ki Joko Bodo, dukun cilik Ponari, minta pada orang mati di kubur, tidak hanya itu, tapi yang paling penting dan justru hampir tidak pernah didakwahkan para Oelama adalah jika kita patuh dan taat pada syariat, aturan buatan manusia dimana syariat manusia itu bertentangan dengan wajib haramnya ketetapan yang telah Allah dan Rasul tentukan, maka si manusia yang patuh taat kepada syariat yang menentang Allah dan Rasul ini terkena hukum syrik dan orangnya dikatakan orang musyrik. Penyembah banyak tuhan.

Saya sungguh amat menyesalkan, setingkat Oelama saja untuk masalah yang begitu penting tidak pernah dibahas, dari saya sejak kecil sampai sekarang, tidak pernah para ustad menceramahkan masalah ini. Saya malah mendapat pembahasan tersebut dari Ulama Palestina dan Ulama Pakistan, dan memang masuk akal, Allah yang menciptakan manusia, Allahlah yang membuat syariatnya untuk manusia, dan barang siapa yang bersyariat terhadap syariat buatan manusia, yang menentang syariat Allah, dikatakan ia kaum musyrikin. Manusia yang bertuhan banyak. Sangat logis.
إِتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُم أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ ، سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (at-Tawbah; 9:31)

Pada ayat diatas Allah katakan ustad ustadnya, rahib rahibnya sebagai tuhan tuhan selain Allah, padahal kita tidak pernah melihat langsung manusia yang menyembah pastor, ustad, ulama sebagaimana orang sholat menyembah Allah. Kalau begitu yang meyebabkan mereka menjadi orang musyrik karena mereka tunduk patuh kepada aturan aturan, syariat syariat pastornya, rahibnya, ustadnya, dimana syariat tersebut bertentangan dengan syariat Allah dan Rasul. Sebagai mana fatwa Oelama yang menyesatkan itu. Begitu kita tunduk patuh pada syariat oelama yang bertentangan dengan apa yang Allah dan rasul nyatakan, maka kita telah menjadikan oelama oelama itu, murobbi murobbi itu sebagai tuhan tuhan selain Allah.
وَلاَ تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ ، وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ ، وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
Dan janganlah kamu mamakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (QS. 6:121)

Asbabunnuzul dari ayat itu menyangkut perselisihan dua golongan tentang kambing yang mati bukan karena disembelih. Kelompok A menyatakan tidak mengapa bangkai kambing itu dimakan, bukankah matinya kambing itu atas kehendak Allah jua. Kelompok B menyatakan diharamkan, kambing yang boleh dimakan adalah kambing hidup, kemudian disembelih dengan menyebut asma Allah. Yang benar dalam Islam adalah kelompok B, tetapi jika manusia mengikuti kemauan kelompok A, maka perhatikan firman Allah diatas, mereka dikatakan sebagai orang orang musyrik.

Jelaslah sudah, barang siapa yang patuh pada hukum hukum thoghut sebenarnya ia bukan lagi dikatakan kaum muslimin, tetapi adalah kaum musyrikin. Seorang oelama marah ketika saya katakan bahwa di negeri ini yang pantas dikatakan kaum yang mayoritas adalah kaum musyrikin dan bukan kaum muslimin. Buktinya mayoritas yang duduk di lembaga paganism itu, ber KTP Islam, tapi tunduk patuh kepada hukum hukum buatan manusia yang menentang hukum Allah.

Dan sangsi yang teramat berat jika kita melakukan syrik adalah semua amal amal yang kita kumpulkan sedari kecil, sekalipun kita menyumbangkan masjid berkubah emas, tetapi kemudian di hari berikutnya kita melakukan syrik lagi, anguslah amal kita dalam membuat masjid itu. Yang begini ini namanya apes dan bangkrut.
ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِى بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ، وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. 6:88)
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:”Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. 39:65)
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ، وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ، ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) (jalan democrazy), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. 6:153)

Tulisan ini bisa juga dibaca pada bloger saya, darmenadios.wordpress.com


April 2009
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930  

Blog Stats

  • 8.534 hits

Klik tertinggi

  • Tidak ada