Flu Linglung Landa Kaum Musyrikin Berbasis Islam

Oleh :

Darmen Adios

كَيْفَ يَهْدِى اللهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيْمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ، وَاللهُ لاَ يَهْدِى الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang mengingkari Al Qur’an sesudah mereka beriman, padahal mereka mengakui bahwa Rasul itu benar, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka, sungguh Allah tidak menunjuki kepada kaum yang zalim. (Ál ‘Imrán;  3:86)

Penyebabnya virus Democrazyah. Suatu virus maha ganas yang keluar dari dubur orang orang kafir, ditularkan kepada semua manusia tanpa kecuali, termasuk kepada pengaku pengaku Islam. Akibat terkena serangan virus yang sangat ganas ini, maka kerusakan demi kerusakan melanda manusia yang terkontaminasi. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, suatu virus yang menyerang bisa menjangkau masalah keimanan manusia, kejiwaan manusia, sekaligus juga menyerang phisik dan mental manusia. Ini bukan cerita fiktif, bukan berita rekayasa, tapi fakta.

Keistimewaan dari virus democrazyah ini adalah kemampuannya mengalihkan ketauhidan ummat pengaku Islam yang semula hanya bertuhan tunggal Allah SWT, dimekarkan oleh virus ini menjadi penyembah banyak tuhan, dengan demikian status pengaku muslim tadi telah berubah dari yang biasa dikatakan kaum muslimin  menjadi dikatakan kaum musyrikin. Suatu kaum penyembah banyak tuhan berbasis Islam, sebab ada pula kaum musyrikin berbasis Nashrani atau berbasis Yahudi dengan inti kriteria yang sama, penyembah banyak tuhan.

Korban Virus Ternyata Tidak Paham Apa Itu Dien Islam

Chevi_juve@yahoo.com menulis email kepada saya yang telah saya pilah paragraph per paragraph sbb:

Assalamualaikum wr. wb
Coba antum pikirkan lagi. Sebenarnya jamaah antum ‘telat’ mencela demokrasi. Demokrasi sudah hadir di tanah air sejak kemerdekaan indonesia dideklarasikan. Sebelum pemilihan langsung ini, sama saja, suara tebanyak telah menjadi sistem penghasil pemimpin bagi umat dinegeri kita. Sistem ini pun telah di update amerika melalui kampanyenya dan kian kuat adanya.

Paragraf diatas memberi gambaran kedangkalan Chevi memahami apa itu ugama Islam. Ugama dan system dalam konteks tulisannya adalah sesuatu yang berbeda. Ugama baginya apa yang telah ia rasakan selama ini, yaitu bentuk peribadatan vertikal (rukun Islam), sementara system adalah sekedar mesin penghasil kepemimpinan di negeri ini. Jadi ugama dan system sesuai pernyataan Chevi adalah sesuatu yang terpisah.

Memang kalau melihat kata kata dan ejaannya, kata kata system dan ugama sangat berbeda, apalagi umumnya kata kata system lebih banyak dilekatkan pada peralatan mesin, bukan pada kata kata ugama, seperti misal kata kata audio system. Amat jarang orang mengatakan kalau bertanya apa ugama anda?, mereka tak bertanya apa system ugama anda?.

Tak pelak secara umum orang memandang kata kata ugama, tak jauh jauh dari rukun Islam atau peribadatan yang bersifat vertikal. Terhadap ugama lain juga pemahamannya serupa, ugama adalah ritual vertikal. Dangkalnya memahami apa itu ugama menurut ke hendak Allah, menyebabkan rusaknya akidah pengaku pengaku Islam itu. Karena ugama atau ad Dien yang datang dari Allah tidak sebatas pemahaman orang awam tsb!.

Kita lihat paragraf awal tulisan Chevi menunjukkan kekacauan pandangannya tentang ugama, karena itu perlu di jelaskan kepada Chevi bahwa Islam bukan sekedar ugama sebagaimana pemahaman kebanyakan orang (vertikal), melainkan Islam adalah system kehidupan bagi manusia yang lengkap (vertikal, horizontal), sempurna produk Allah Swt. Islam is not merely a religion, but it is a complete system of life, of how to manage men and nature according to the will of Allah SWT”

System democrazy juga bukan sekedar mesin penghasil president, tapi juga merupakan ugama, atau system kehidupan tandingan system Islam yang juga how to manage people. Layaknya system operating Windows melawan system operating Linux.

Kalau kita telah bicara how to manage people sudah pasti berbeda dengan kalau kita berbicara how to manage machine, menghadapi mesin berbeda dengan menghadapi manusia. Kalau kita telah bicara how to manage people, ber arti kita mau tak mau akan berhadapan dengan Who make the people (Allah). Karena yang menciptakan manusia adalah Allah. Jadi Allah SWT tidak bisa diabaikan, mengabaikan Allah dalam How to manage people berarti keingkaran terhadap Allah. Wajar saja, yang menciptakan Allah manusia, bagaimana mungkin manusia yang diciptakan Allah SWT malah mengabaikan yang menciptakan, mengabaikan yang Maha Mengatur manusia???.

Maka jelaslah bahwa system democrazy bukan sekedar mesin penghasil kepala Negara seperti pemahaman Chevi, karena system democrazy me manage manusia. Maka ia telah menjadi Ugama democrazyah. Dalam system democrazy, atau ugama democrazyah Suara Rakyat adalah suara Allah (vox Populi Vox Dei). Rakyat sebagai tuhan. Dalam Islam Suara Allah adalah suara Rakyat (Vox Dei Vox Populi). Allah SWT sebagai tuhan sesungguhnya.

Terdapat perbedaan prinsip 180 derajat satu sama lainnya antara syestem Islam melawan system democrazy. Tepat kata Abul A’la Al Maududi, jika System democrazy berkuasa, tidak ada Islam didalamnya dan jika Islam berkuasa tidak ada system democrazy didalamnya. Tuhannya berbeda bagaimana bisa dipadukan?. Para pengaku Islam yang telah rusak ugamanya membiarkan system Islam yang sempurna dibawah ketiak system democrazy yang kafir. Tak bermalu, yang hebat dan sempurna dibiarkan diatur oleh yang  buruk dan merusak.

Jumlah ajaran yang how to manage the people ini sangat banyak, ada yang baru yang lama juga tak hilang. Dari kelompok kafir berbasis vertical ada protestan, advent, katholik, yahudi, hindu budha dstnya, dari kelompok berbasis politik (horizontal) ada komunisme, sosialisme, nasionalisme, liberalisme dstnya.

Komunisme adalah ajaran how to manage people not machine, maka walau mereka katakan tidak bertuhan Allah, tidak percaya adanya Allah, tetap saja aturan aturan mereka dalam me manage manusia akan berhadapan dengan aturan baku, aturan patent yang dibuat oleh Allah, tahu atau tidak tahu mereka terhadap aturan aturan Allah itu. Maka komunismepun ugama. Jangan terbelenggu kita pada mata pelajaran ketika kita masih disekolah dasar bahwa ugama itu di nilai dari yang memiliki kitab kitab resmi seperti Hindu, Budha, Kristen, Islam dan Yahudi, kalau Komunisme dianggap bukan ugama lantaran tidak punya kitab resmi, itu pandangan yang tidak betul, karena di belakang ajaran komunis ada ajaran Karl Marx di dalamnya.

Dari kelompok berbasis Islam Rasulullah mensabdakan 72 golongan sesat, ada syiah, ahmadiyah, NII, JIL, Azzaitun, lembaga kerasulan, islam jamaah, pengusung pancasila, pengusung democrazy, pengusung partai Islam, lantaran partai Islam pengusung democrazy dstnya, dan Allah tidak perduli dengan semua nama yang bermacam macam itu, nama barukah, nama lamakah, walau nama itu telah muncul diawal kemerdekaan atau baru lahir seperti kelompok “malaikat” Lia Aminuddin, semua ugama ugama itu, semua ajaran ajaran itu, semua system system tersebut tertolak.

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرِ اْلإِسْلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ál ‘Imrán; 3:85)

Barang siapa mencari system kehidupan selain dari system kehidupan Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima system itu, dan dia diakhirat mereka termasuk orang-orang yang rugi. (Ál ‘Imrán; 3:85)

Barang siapa mengamalkan system kehidupan lain selain dari system kehidupan Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima amal dari system yang lain itu, dan dia diakhirat mereka termasuk orang-orang yang rugi. (Ál ‘Imrán; 3:85)

أَفَغَيْرَ دِيْنِ اللَّهِ يَبْغُوْنَ وَلَهُ اَسْلَمَ مَنْ فِىالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَ رْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ

Artinya :” Apakah  ingin mencari system hidup selain Islam; padahal tunduk siapa-siapa yang dilangit dan dibumi, baik secara sukarela atau terpaksa. Dan kepadaNya mereka dikembalikan.”Ali Imran (3) : 83

Permasalahan yang dihadapi pengaku Islam adalah mereka mencampurkan yang hak (mereka sholat, puasa, zakat, haji) dengan yang batil (melaksanakan syariat syariat democrazyah) tanpa merasa bersalah sedikitpun dan tanpa merasa perbuatan itu telah menjatuhkan mereka menjadi orang orang musyrik. Kondisi yang mem prihatinkan ini diderita dan berlanjut terus sampai kematian menemui mereka, mereka mati sebagai orang musyrik, tetapi tak sadar bahwa mereka menghembuskan nafasnya dalam keadaan syrik, merasanya masih iman saja. Apes amat nasib para pengaku muslim ini.

Melihat kata kata Chevi berikutnya,

Pertanyaannya, bagaimana sistem yang sudah mengakar ini di rubah. Apa cukup dengan mencela ulama? Apa cukup dengan golput? Atau memperbanyak diskursus keburukan sistem demokrasi? Manakah yang lebih efektif merubah bangsa ini, seperti yang jamaah antum pahamkan atau turut berkubang di tinja yang dalam tinja itu ada umat Nabi yang sedang tenggelam yang harus kita selamatkan?

Chevi sadar bahwa system democrazy ini sesat, walau belum dipandang sebagai ugama, tapi masih dipandang sebagai mesin saja, kemudian ia mencari jalan atau solusi mengubah system democrazy ini benar menurut pandangan akalnya, untuk yang katanya dengan alasan menyelamatkan ummat yang sedang tenggelam rela menceburkan diri kedalam lubang tinja, maka dari dalam kubangan lubang tinja itulah dilakukan perbaikan perbaikan.

Melihat itikad baik Chevi dan jika Chevi telah sadar bahwa system democrazy adalah ugama democrazy, maka solusi pemecahannya amat mudah, tapi jika Chevi dan pendukungnya belum sadar juga bahwa system democrazy sebagai ugama, hanya sekedar mesin, maka Chevi persis seperti ketika banjir bandang Situ Gintung melanda, seharusnya jika ada banjir air bah melanda, manusia logikanya harus berusaha sekuat tenaga untuk menghindarinya.

Tapi bagi manusia yang tidak mengerti bahaya, seperti balita yang tak mengerti bahaya, Chevi malah menerjunkan diri kedalam arus banjir bandang Situ Gintung seraya berteriak teriak, cepat kemari bantu aku orang orang yang terseret banjir ini, selamatkan diri mereka. Kamu ngapain saja diatas tidak berbuat, sesungguhnya ketahuilah orang yang menolong langsung dalam banjir besar ini lebih baik dari pada kalian yang tidak berbuat diatas sana?, begitulah teriakan lantang Chevi dalam arus deras banjir bandang. Kisah ilustrasi Chevi bukan sekedar ilustrasi, tapi pernah terjadi ketika banjir raksasa nabi Nuh melanda, anak kandung nabi Nuh, emoh di panggil ayahnya untuk naik kekapal buatan ayahnya itu.

Kalau begitu kenapa Chevi dan para pengusung democrazyah ini nekad menceburkan diri dalam arus deras banjir bandang system democrazyah?, tak lain memang mereka kaum  balita yang tak memahami bahaya bagi dirinya sendiri. Siapa sih orangnya yang kalau bukan balita mau menceburkan diri dalam banjir bandang besar democrazyah?. Tak akan ada, itu bagi yang paham akan bahaya atau resiko yang bakal mereka terima, tapi bagi yang tak memperoleh informasi, petunjuk dari Allah, bahwa banjir bandang akan tiba, akan menenggelamkan mereka, mereka akan asyik dengan ketidak perduliannya, namanya juga tidak tahu akan adanya bahaya yang bakal menimpa mereka, kagetnya kalau neraka sudah mereka masuki, barulah mereka menyalahkan murobbinya.

Kalau Chevi telah menyadari bahwa system democrazyah adalah suatu ugama, adakah perlu untuk menyadarkan orang orang yang berpaham komunisme kita harus komunis dulu?, adakah perlu untuk menyadarkan orang orang nashrani yang bertuhan manusia bernama jesus kita harus masuk ugama nasrani terlebih dahulu?, memperbaiki orang yang terjebak ugama democrazyah harus terima dulu ajaran democrazyah dalam perjalanan hidupnya?, perbuatan masuk ugama Kristen untuk memperbaiki ummat Kristen yang sesat itu bukanlah memperbaiki mereka, tapi malah merusak diri kita terlebih dahulu.

Dengan  tunduk patuhnya manusia pada system democrazyah, berhakim kepada hukum thaghut, maka manusia tersebut telah berugama dua, satu Islam satu lagi ugama democrazyah, tuhannya juga menjadi dua, yang pertama Allah SWT lantaran manusia itu masih juga sholat puasa zakat haji, tuhan keduanya adalah manusia. (suara terbanyak yang telah dipertuhankan).

اَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلاَلاً بَعِيدًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku ngaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu, Mereka berhakim kepada hukum thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. 4:60)

{وَقَالَ اللهُ لاَ تَتَّخِذُوا إِلَهَيْنِ اثْنَيْنِ ، إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ ، فَإِيَّاىَ فَارْهَبُونِ}

Allah berfirman: “Janganlah kamu menyembah dua ilah; sesungguhnya Dialah Rabb Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada Aku saja kamu takut”. (QS. 16:51)

اَلنَّاسُ يَدِيْنُ بِدِيْنِ مُلْكِهِمْ الحديث

Artinya: “ Manusia itu beragama dengan agama kerajaan (negara) mereka” Al Hadith

Berugama dua dan bertuhan dua ini lah dikatakan mempersekutukan Allah, dan resikonya luar biasa besar. Dengan perbuatan double face ini, maka penyokong penyokong system democrazyah semua tercebur dalam perbuatan syrik yang justru menghancur leburkan amal mereka dan menempatkan mereka jadi manusia manusia paling sial didunia maupun diakhirat. Walaupun tampak secara zahir para anggota DPR DPRD MPR itu tampak kaya raya, naik Innova, rumah rancak bana, tampak banyak amal, tampak seperti wanita sholehah, tampak seperti ustad bertaqwa, tapi kehidupan mereka sudah tak ber makna lagi dihadapan Allah.

وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:”Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. 39:65)

Taat Tanpa Reserve (Full Obedience)

Inilah sesungguhnya ciri ciri orang yang beriman, ia hanya patuh dan taat terhadap apa yang terdapat dalam qur’an sunnah,

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya:” Maka demi Tuhanmu (wahai Muhammad)! Mereka tidak disifatkan beriman sehingga mereka menjadikan engkau hakim dalam mana-mana perselisihan yang timbul di antara mereka, kemudian mereka pula tidak merasa di hati mereka sesuatu keberatan dari apa yang telah engkau hukumkan, dan mereka menerima keputusan itu dengan sepenuhnya. An Nisa (4) : 65

tidak ada lagi kata kata tapi, tapi kita kan bukan Negara Islam, tapi kalau kita tidak ambil tu jabatan, ntar keadaan kita semakin parah, tapi bagaimana dengan pulau lain yang mayoritas bukan Islam, tapi, tapi mlulu, pertanyaannya yang kalian harus jawab, adakah contoh pada Rasulullah berjuang seperti yang telah kalian lakukan tersebut?. Adakah kalian berjuang telah mengikuti sunnah Rasul?, Kalau tidak ikuti sunnah Rasul, kalian mengikuti sunnah siapa?, yang pasti sunnah ketua partai anda yaa, ngikutin orang biasa, oon oon….

{وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهَا الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ، وَسَاءَتْ مَصِيرًا}

Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali. (QS. 4:115)

Mereka hanya Ngaku Ngaku Beriman

”The So Called True Believers”

Selanjutnya Chevi mengatakan,

Saudaraku, Tuhan kita sama, Nabi terakhir kita sama, kita beruntung tergabung dalam kelompok yang menghindari syirik dan bid’ah. Kita pun bangga dengan halaqah-halaqah kita. Perbedaan pandangan janganlah dijadikan bahan untuk mencela apalagi mencela mu’min. Setiap mu’min pasti selalu diberi petunjuk oleh Allah. Seharusnya kita bangga dengan kelompok-kelompok dalam dien ini, karena umat kita kaya akan strategi dakwah. Ada yang lewat atas, ada yang ‘jalan semut’ dibawah. Jika kita merasakan psikologi musuh-musuh kita, mereka akan bingung membaca strategi dakwah kita. Seharusnya musuh kita bukan sesama mu’min yang sama-sama menjalankan misi dakwah namun berbeda cara, tapi musuh kita adalah kekosongan hati umat kita. Berprasangka baiklah sesama mu’min dan saling menasehatilah kita. Itulah yang lebih utama kita lakukan. Tidak perlu jauh-jauh kita saling menyalahkan dan merasa paling benar.

Jelas dari pernyataan Chevi diatas ia merasa masuk dalam kelompok  orang orang beriman, apalagi kalau kita melihat aktivitas sehari hari Chevi yang terbiasa sholat puasa zakat atau mungkin juga tahajud setiap malam. Tapi sayang amat disayang, apa yang Chevi lakukan setiap hari, misalnya sholat hanyalah untuk memenuhi perasaan berimannya saja kepada Allah, padahal sesungguhnya Allah menyatakan Chevi dan para pendukungnya hanyalah manusia manusia yang ngaku ngaku beriman “The So Called True Believers”, padahal keimanannya itu di tolak Allah SWT.

Lho, kenapa ditolak Allah SWT?, lantaran Chevi dalam rangka menyelamatkan ummat, tunduk patuh terlebih dahulu, follow them, berhakim kepada hukum hukum mereka, padahal hukum hukum mereka perintah Allah SWT harus di ingkari, di tendang jauh jauh dari kehidupan Chevi dan para liqonya, sikap berhakim kepada hukum thaghut ini menyebabkan Chevi dan para pendukungnya dikatakan Allah SWT hanyalah orang yang hanya ngaku ngaku beriman, hakikatnya sesungguhnya mereka bukan orang orang beriman.

اَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلاَلاً بَعِيدًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku ngaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu, Mereka berhakim kepada hukum thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. 4:60)

Anda berhakim, patuh taat kepada hukum thaghut, tapi mulut anda selalu mengatakan anda berjuang dijalan Allah, jadi anda ini orang partai Islam mau mengajari Allah ya bagaimana berugama menurut versi kalian?

قُلْ أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya:” Apakah kalian akan mengajarkan Allah mengenai Sistem Hidup kalian ? “ (jangan mengarang ngarang sendiri agama kalian) Dan Allah Maha Mengetahui apa yang dilangit dan apa yang dibumi. Dan Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui.  Al Hujurat (49) : 16

Kalau Rasulullah dikatakan sebagai Qur’an yang berjalan, artinya semua perbuatan Rasulullah akalnya, tindakannya, perasaan hatinya di kendalikan oleh Al Qur’an, dengan demikian kita tak pernah mendengar sedikitpun perbuatan, pemikiran, perasaan Rasululah yang bertentangan dengan firman firman Allah.

Tapi kalau orang partai Islam ini teramat sombong dia, akal dia yang ngatur Allah, akal dia yang ngatur berjuang begini lho menurut gua, dan kalaupun terpaksa dan terus terusan berbenturan dengan firman firman Allah dan Sunnah Rasul mereka cueek terus, kagak mempan di nasehatin, manusia macam gitu ngaku di jalan yang lurus?.

“Ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan, fitnah paling besar yang menimpa ummatku adalah munculnya kalangan yang menimbang berbagai perkara dengan mengunakan logika mereka (akal, bukan apa kata Allah apa kata Rasulullah, tapi apa kata akal mereka), mereka mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram “(Al Bukhari)

Di Dunia ini Hanya Ada Satu Golongan yang Benar.

Auf bin Malik ra berkata, Rasulullah bersabda, “Demi jiwa Muhammad yang ada ditanganNya, ummatku (para pengaku Islam) ini akan terpecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk syurga dan 72 golongan pengaku Islam lainnya masuk neraka”, para sahabat bertanya, “ya Rasulullah, siapakah mereka yang selamat itu?, Rasulullah bersabda Al jama’ah. Yaitu orang orang yang menempuh jalan yang pernah aku lalui dan jalan jalan para sahabatku (al Bukhari) lihat, al I ‘tisham

“Kalian pasti akan mengikuti jejak orang orang sebelum kalian secara perlahan lahan hingga akan sama dengan mereka, sejengkal demi sejengkal, sehasta dan sedepa pasti mengambil apa yang telah mereka ambil, sehingga jika mereka masuk ke lubang biawak kalianpun pasti akan memasukinya. Lihat-Fathul bari.

Dari sabda Rasulullah tersebut hendaklah para pengaku Islam berfikir dan meniti dirinya kembali, jangan cuek cuek saja dan jangan masa bodoh. Perkara yang Rasulullah sampaikan bukan masalah adab masuk jamban keluar jamban, tapi sesat atau tidaknya perjalanan hidup kalian. Boleh boleh saja orang orang artai Islam meng klaim golongannya benar, tapi merasa berada di jalan yang benar tanpa pembuktian, tanpa ilmu, adalah menipu diri sendiri. Dan buat apa menipu diri sendiri?, karena resiko yang akan menimpa kalian adalah diri diri kalian juga. Keliru mengambil jalan yang lurus didunia, adalah penyesalan yang tidak ada habis habisnya diakhirat.

Jalan Kehidupan Hanya ada Dua Jalan

(A matter of choice)

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

Artinya:” Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepadanya (manusia) dua jalan. Apakah dia mau menjadi orang yang bersyukur atau orang yang kufur.

Al Insan (76) : 3

Walau kita tahu aliran sesat dari pengaku Islam berjumlah 72 golongan, diantaranya syiah, ahmadiyah, islam jama’ah, nii, azzaitun, jil, ldk, pengusung democrazy, pengusung pancasila, pengusung nasionalisme dsbnya, pecahan yang sesat memang begitu banyak tapi itu dapat disatukan dalam satu kelompok jalan kekafiran, sedangkan jalan yang lurus hanya satu jalan, satu golongan, dan tak ada pecahan pecahan didalam jalan yang lurus tersebut.

Klasifikasi Manusia Juga Hanya ada Dua Macam

Klasifikasi manusia juga sebenarnya hanya ada dua macam, iman dan kafir, kaum munafik, penyembah dua tuhan atau lebih itu hanyalah turunan orang orang kafir,

{هُوَ الَّذِى خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكٌمْ مُؤْمِنٌ ، وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ}

Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 64:2)

Jalan yang Lurus Hanya ada Satu Jalan

إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (al-Fátihah; 1 : 6)

Tidak ada dua orang yang berbeda pandangan untuk satu masalah yang sama kedua duanya sesat atau kedua duanya benar, salah satu sesat yang lainnya benar.

فَذَلِكُمُ اللهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ ، فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ ، فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran) (QS. 10:32)

Kalau kelompok pengusung democrazyah benar, saya pasti sesat lantaran menolak democrazy, tapi sayangnya yang terjadi para pengusung democrazyah tidak punya dalil dalil untuk pembenaran diri mereka. Dari tingkat ustad kelas kakap sampai coro coronya, semua hanya mengandalkan akal jika membela diri. Pembelaan yang jauh dari petunjuk Allah dan Rasul.

Herannya saya terhadap mereka, umumnya mereka lulusan sekolah ugama, saya berfikir, apa yang mereka pelajari selama ini di universitas mereka?, bukankah yang sepantasnya mati matian membela jalan yang dititi Rasulullah saw dan para sahabatnya adalah mereka mereka lulusan lulusan sekolah ugama?. IAIN (UIN) malah menelorkan JIL, pesantren pesantren hanya sedikit yang terbebas dari virus democrazy, sebagian besar rusak berat akidahnya. MU-I melahirkan fatwa fatwa sesat untuk kepentingan ugama democrazyah dan tuhan tuhan mereka.

Tapi bersyukurlah orang orang yang berada dijalan yang lurus tidak pernah habis disepanjang kehidupan manusia, ia akan selalu ada walau jumlahnya sangat sedikit.

Rasulullah bersabda:”Akan senantiasa ada diantara ummatku sekelompok kaum yang tampil, sehingga datang kepada mereka ketetapan Allah, sedangkan mereka dalam keadaan unggul” (Bukhari, Muslim)

Korban Virus Kehilangan Identitas (linglung)

قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Artinya:” Katakanlah olehmu :” Wahai Ahli Kitab marilah kita kepada suatu kalimat (platform) yang sama antara kami dengan kalian. (1) Tidaklah kita mengabdi kecuali kepada Allah saja. (2) Dan tidaklah kita menyekutukan Allah dengan sesuatupun.(3) Dan janganlah sebagian dari kita mengangkat sebagiannya sebagai Tuhan (Arbaab) selain dari pada Allah. Maka sekiranya mereka berpaling, maka katakanlah :” Saksikanlah bahwa kami adalah orang orang muslim !”   Ali Imran (3) : 64

Jika Allah memerintahkan kepada kita show up your identity, saksikan bahwa kami adalah orang orang orang muslim, dengan ciri ciri yang yang jelas, Tidaklah kita mengabdi kecuali kepada Allah saja. (2) Dan tidaklah kita menyekutukan Allah dengan sesuatupun.(3) Dan tidak mengangkat sebagian dari kita sebagai Tuhan (Arbaab) selain dari pada Allah, orang orang yang seperti inilah yang dikatakan sebagai orang muslim, kalau orang orang partai Islam identitasnya tidak jelas, mo dibilang kelompok kafir tidak, lantaran masih sholat puasa zakat haji, mereka juga tidak ke gereja, mo di bilang iman tidak, karena mereka tidak sama, tidak sesuai ayat 3:64, dan kalau kita lihat di TV, di poster poster, mereka mereka identitasnya sama dengan orang kufar tsb, contoh dalam berjudi memperebutkan jabatan (kampanye dsb).

مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لاَ إِلَى هَؤُلاَءِ وَلاَ إِلَى هَؤُلاَءِ ، وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً

Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman dan kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). (orang linglung), Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS. 4:143)

Bukti lain mereka telah menjadi linglung, mereka ngaku qur’an benar, tapi kita lihat apa pernyataannya, jika Allah katakan Qur’an sebagai cahaya yang dapat mengeluarkan ummat dari kegelapan kepada cahaya yang terang, mereka katakan ugama democrazy, system democrazy, sekaligus virus democarzy lah solusi yang mengeluarkan manusia dari kegelapan.

{يَهْدِى بِهِ اللهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}

Dengan kitab itulah (Qur’an) Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. 5:16)

Orang orang yahudi dari kalangan partai Islam malah berkata,

Abu Karim Fatullah menulis:

Jangan heran jika saat ini konsep demokrasi ibarat pelita digelapnya malam yang banyak didatangi laron, semua negara berlomba menuju ke arahnya karena ia dianggap sebagai salah satu system yang mampu mengeliminir semua bentuk ke tidak adilan dan penindasan penguasa terhadap rakyatnya”.(hal 38,baris 22, dari Buku bantahan terhadap Kekeliruan Abu Bakar Ba’asyir).

Anda bisa membayangkan hancurnya akidah ummat lantaran amat ganasnya virus tersebut, sampai sampai seorang oelama mampu berbicara dan menyatakan dalam bukunya, bukan lagi system Islam sebagai cahaya penerang yang dapat menyelamatkan manusia  keluar dari kegelapan, tetapi system ugama democrazylah yang mengajak manusia kepada jalan yang terang.

Korban Virus Tak Paham Bahwa Jabatan Adalah Amanah Bukan Hak

{قُلْ إِنِّى عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّى وَكَذَّبْتُمْ بِهِ ، مَا عِنْدِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ ، إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلَّهِ ، يَقُصُّ الْحَقَّ ، وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ}

Katakanlah: “Sesungguhnya aku (berada) di atas hujjah yang nyata (al-Qur’an) dari Rabbku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik. (QS. 6:57)

Umumnya korban virus democrazyah begitu mendapat jabatan wajahnya sumringah, pada sujud syukur, bangga benar mereka bisa jadi angota DPR, MPR, Menteri dsbnya. Terbayang kekayaan yang akan mereka peroleh jika beberapa tahun saja berkuasa atau punya jabatan.

Seorang ustad yang tadinya hanya dapat 300.000 ribuan dalam sekali ceramah, begitu lolos jadi anggota DPR, apalagi berhasil jadi ketua MPR, wow 90.000.000 an mereka akan terima. Padahal sebelumnya mereka hanya gembel saja yang hidupnya senin kemis. Dalam tempo berapa bulan saja mereka akan jadi orang yang kaya raya. Bagaimana mereka tidak jingkrak jingkrak begitu mendapat jabatan anggota DPR?.

Berbeda dengan orang orang di masa Rasulullah dan dimasa Khilafah Rasyidin, mereka malah takut mendapat jabatan apapun dalam kelembagaan negara, hatta itu dalam kelembagaan Khilafah Rasyidin. Mengapa? karena jabatan adalah amanah dan bukan hak. Resikonya berat, tapi kalau sesuai amanah Allah mereka pasti mendapat syurgaNya.

Manusia manusia dungu korban virus democrazyah memandang sebaliknya, jabatan adalah hak, sesuatu yang dihindarkan oleh orang orang beriman di masa Rasulullah malah sekarang diperebutkan, bahkan berjudi berat untuk mendapat kedudukan tersebut. Mau secara group, mau secara pribadi mereka bersaing keras untuk memperoleh jabatan tersebut dan berjudi, kenapa dikatakan berjudi, karena jabatan itu belum tentu mereka dapat walau beratus juta atau milyard amblas.

Mereka sungguh tak sadar, begitu mereka mendapat jabatan, terutama yang berkait dengan hukum hukum Allah, mereka wajib melaksanakan hukum hukum Allah tersebut.

Tentu saja jabatan ini untuk posisi yang berkait dengan hukum hukum Allah, misal Polisi, Jaksa, Hakim, Pengacara, Pembela, President dan anggota DPR MPR.

وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ = “Dan Dia Allah mengangkat sebagian atas bagian lainnya beberapa derajat.” Ini berarti adanya suatu bentuk struktural. لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلاً = Agar kalian diuji siapa diantara kalian yang baik  amalannya.” Mengapa ujian ? Karena jabatan itu bukanlah hak, melainkan amanah Allah yang dititipkan kepadanya.”

إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ = “sesungguhnya Tuhan kamu itu cepat sekali siksaanNya.” Artinya kalau kamu menyalah gunakan amanat itu, maka siksa Allah segera akan mengenai kamu.

Jika mereka tidak mampu dan tak bakalan mampu menerapkan hukum hukum Allah, tinggalkan jabatan tersebut, supaya anda tidak diminta pertanggung jawabnya oleh Allah. Anda dihadapan Allah tidak bisa berkatabelece kelak di akhirat, dalam Qur’an saja Allah sudah katakan, bukankah bumi Allah luas?. Ambil jabatan yang paling rendah, misal jadi tukang sapu jalanan walau masih bekerja dalam negara syrik. Maka amanah yang Allah tuntut hanya di bidang kebersihan yang kalian lakukan, bukan dalam masalah yang berkait dengan hukum hukum Allah. Kecuali, anda ikut pula nyontreng, atau jadi panitia pemilu, maka percuma juga jadi tukang sapu.

{إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلاَئِكَةُ ظَالِمِى أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيْمَا كُنْتُمْ ، قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِى اْلأَرْضِ ، قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ، فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ، وَسَاءَتْ مَصِيرًا}

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya:”Dalam keadaan bagaimana kamu ini”. Mereka menjawab:”Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri ini”. Para malaikat berkata:”Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu?“. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali, (QS. 4:97)

يَا اَيُّهَا الرَّسثولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ، وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ، وَاللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ الْكَافِرِينَ,  benar, tapi kita lihat apa pernyataannyaereka ngaku qur’

Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. 5:67)

Jadi tidak ada istilah dalam Islam kalau negeri ini bukan negeri Islam maka dengan tanpa beban anda menerapkan hukum hukum thaghut. Memangnya anda pernah temukan rekomendasi tersebut dari Allah dan Rasul?, jawaban Allah SWT malah tak ada pilihan, bukan malah seenaknya saja menerapkan hukum hukum thaghut atau bahkan mencari cari jalan kompromi, dengan meminimizekan masalah sebagai mana kelakuan orang partai Islam di lembaga Paganisme MPR DPR.

{وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ، وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُبِينًا}

Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. 33:36)

Korban Virus, Berkesenjangan dengan Allah

مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Artinya:” Mereka tidak menilai Allah dengan sebenar benar Penilaian. Padahal Allah itu Maha Kuat dan Maha Perkasa (Yang mampu berbuat segalanya) Al Hajj (22) : 74

Korban Virus tidak Menghargai al Qur’an.

وَقَالَ الرَّسُولُ يَارَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

Artinya:” Dan berkata Rasul: “ Wahai Tuhanku sesungguhnya kaumku ini telah meninggalkan Al Qur’an. (Tidak lagi menjadikan Al Qur’an Buku Pintar mereka).

Al Furqon (25) : 30

Pengusung Partai Islam Penyebab Hancurnya Ekonomi Rakyat

Rakyat sekarang sekarang jadi idola, apa apa untuk rakyat, sejak dari tahun 1955 awal democrazy digulirkan sebenarnya temanya juga sama, berjuang untuk rakyat. Dan sampai kapan juga tema yang dipakai untuk memenangkan caleg atau capres adalah berjuang untuk rakyat. Mau pakai tema lain, pasti keoknya. Pakai tema rakyat saja belum tentu menang, apalagi pakai tema lain.

Dan sejarah membuktikan bahwa system democrazy yang telah berusia sekitar 65 tahun telah gagal mengangkat harga diri rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia telah memiliki trademark (cap, patent) didunia dikenal sebagai rakyat  babu, rakyat kacung, rakyat jongos. Itu pertanda system democrazy yang selalu dibangga banggakan telah gagal dan bahkan tak berdaya untuk menghilangkan harkat yang melekat tersebut. Cina yang tidak system democrazy dengan jumlah penduduk yang luar biasa besar tidak pernah terdengar rakyatnya disebut sebagai bangsa budak bangsa kacung. Rakyat Cina memiliki kehormatan diri. Rakyat Indonesia habis dipermalukan dimana mana.

Sudah 65 tahun terbukti gagal hanya orang orang bodohlah yang masih mau mempertahankan system iblis yang menghancurkan ummat horizontal vertical tersebut. Jika Negara mbahnya democrazy (Amrik) saja hancur lebur lantaran bertuhan kepada system democrazy, kita malah bangga disebut sebut Negara paling democrazy didunia.  Uuuuuuh benar benar mental bangsa kacung.

Sebenarnya jika sudah dinyatakan sempurna system Islam oleh Allah, tak perlu lagi orang orang yang mengaku Islam ragu atas pernyataan Allah. Kemelaratan atau kemakmuran rakyat koncinya ada pada Allah swt. Bukan lantaran negeri dengan hasil buminya yang kaya raya, bukan pula dari banyaknya pakar ekonom yang bergelar Proffesor, doctor di negeri ini. Amerika hancur padahal pakar ekonomnya dan ahli ahli keuangannya luar biasa banyak.

Indonesia terkenal dengan negeri yang kaya raya hasil buminya, penduduknya tidak sebanyak penduduk Cina, tapi negeri yang kaya raya ini malah memproduksi babu babu kacung kacung keluar negeri. Negeri kaya hasilnya babu menunjukkan ada yang tidak beres, boleh tuding systemnya boleh tuding orangnya. Untuk nuding orang tak usahlah diperpanjang, karena negeri ini pemegang record bangsa paling lama dijajah bangsa lain, kesimpulan jelas bangsa budak menghasikan budak.

Cobalah lirik kesystem yang digunakan, kemudian check and recheck pada buku pintar Al Qur’an dan As Sunnah. Penyebab azab dan siksa pada bangsa ini adalah orang orang partai Islam yang mendustakan ayat ayat Allah.

{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٌ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. 7:96)

Pada ayat diatas jelas kemakmuran dan kemajuan ekonomi koncinya menurut Allah swt, pakar diatas pakar, bukan alam geografisnya, bukan hasil buminya yang kaya raya, atau banyaknya pakar ekonom dinegeri tersebut. Koncinya iman dan taqwa dari negeri yang sedang dilanda duka tsb, jika anda tidak syrik, dipastikan anda anda tidak sesat, maka perekonomian anda dari langit  dan bumi akan bersegeraan Allah datangkan. Tapi ingat untuk satu kaum, bukan perorangan. Lantaran yang terjadi pendustaan dari orang yang serupa orang orang mu’min, maka selain perekonomian menghasilkan babu babu yang ber arti fakta kemelaratan, ditambah lagi siksa dari Allah seperti kasus Situ Gintung, Tsunami dsbnya.

Tak ada pakar, tak ada Profesor, tak ada doctor ekonomi yang mampu mengangkat rakyat dari kemelaratan, melainkan sang pakar mengembalikan inti permasalahan kepada yang menciptakan manusia. Apa permasalahan yang terjadi selama ini, mengapa kerja keras para pakar ekonom dari sejak merdeka sampai 65 tahun kemudian hasilnya malah produksi babu babu. Ini sudah jelas masalah percaya pada firman firman Allah atau tidak, karena sang prof, doctor ekonomi yang tidak iman akan tersinggung berat atas pernyataan saya ini. Tapi saya yakin dan iman pada firman firman Allah, kita lihat ayat berikut,

{وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ ، مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ ، وَكَثِيْرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ}

Artinya:” Dan kalau sekiranya mereka bersungguh-sungguh menegakkan (menjalankan perintah-perintah Allah dalam) Taurat dan Injil (pada saat Taurat dan Injil berlaku) dan apa yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka (Al-Quran), niscaya mereka akan makan dari atas mereka (langit) dan dari bawah kaki mereka (bumi). Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. (QS. 5:66)

Jika Dr. Maurice Buccaile menemukan jawaban atas keheranannya jasad Fir’aun sampai kini masih awet, sementara dia tidak menemukan bahan pengawet apa yang digunakan untuk jasad Fir’aun. Ternyata yang mengawetkan Firaun adalah Allah SWT.

{فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ، وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ}

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. 10:92)

Dr. Maurice Buccaile mencari solusi dari permasalahannya dari Qur’an dan menemukan jawaban, kenapa kita yang telah 65 tahun menghasilkan kegagalan, tetap saja cuek terhadap firman firman Allah tersebut, padahal katanya kita mengaku mayoritas muslim, berarti permasalahannya semakin jelas dan semakin terang benderang, bahwa kita sesunguhnya mayoritas negeri ini bukan orang orang muslim, anda khan tahu persyaratan yang dikatakan orang muslim, negeri ini dipenuhi kaum musyrikin, kaum penyembah banyak tuhan.

—oo0oo—

Jakarta, 18 Juni 2009

Tulisan ini bisa juga dilihat di www.darmenadios.wordpress.com

Pengakuan Pengusung Keranda Mayat Demokrasi


Oleh : Darmen Adios

Saya mendapat email dari sdr. Gandhi. Marilah kita simak pengakuan jujurnya yang kemudian saya akan jawab paragraph per paragraph, semoga bagi pencari kebenaran sejati akan menemukan apa yang selama ini terselubung, lantaran tertipu oleh tipuan syaitan yang memang ahlinya dalam menyesatkan manusia.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ ، فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَباَةُ الدُّنْيَا ، وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُورُ

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS. 35:5)

Assalamu ‘alaikum,

Mas Darmen,

Manusia merencanakan, Allah menentukan. Bukan begitu? Segala kesesatan adalah di tangan manusia, bukan Allah. Segala tindakan kita (manusia) haruslah diawali pertimbangan lebih banyak mudharatnya atau manfaatnya. Para sahabat Rasulullah juga melakukan hal yang sama.

Penggunaan Manfaat Mudharat tidak dalam area yang di Haramkan

Pertimbangan menggunakan kalimat manfaat mudharat bukan dalam masalah yang sudah terdapat dalam Qur’an atau Hadist, ia hanya untuk urusan dunia (horizontal) yang dalam persoalan tersebut keduniaan tsb tidak terdapat nash yang bakal berbentur dengan Qur’an maupun Hadist. Jika dalam perkara horizontal tersebut tidak terdapat nash, maka silahkan gunakan pertimbangan manfaat mudharat itu.

Contoh selama ini kita masuk sekolah jam 07.00 pagi, kemudian oleh Gubernur dirubah waktu masuknya menjadi pukul 06.30 pagi. Ada yang mendukung ada pula yang protes. Dalam urusan tersebut tidak terdapat nash Qur’an yang dilanggar atau yang diwajibkan, maka silahkan Gubernur melakukan perubahan jam masuk tersebut dengan mempertimbangkan mana lebih banyak manfaat atau mudharatnya (kebijakan).

Tetapi untuk masalah yang diharamkan Allah dan Rasul, tidak berlaku pertimbangan manfaat mudharat (kebijakan). Contoh, pernah baca koran kepala keluarga yang bunuh diri lantaran kesulitan hidup?, misal keluarga anda Gandhi lagi bokek berat, beras, uang, tidak ada, yang mau dimakan tidak ada, temanpun kalau diminta bantuan selalu mengatakan lagi sulit. Pokoknya semua buntu, seolah olah menjadi kasus darurat.

Istri anda menawarkan jalan keluarnya, papa Gandhi, sesuai ajaran Partai Islam yang membolehkan menentang ayat ayat Allah jika darurat, yang haram boleh menjadi wajib, maka saya mau ngesex ama ustad anu yang pernah main ama janda di hotel Millennium Tanah Abang, lumayanlah papi untuk mengatasi kesulitan kita ini, lagi pula itu ustad pimpinan Pesantren engganteng deh papi, bolehkan papi???. Apa mami bilaaaaanng!!!, anda terkaget kaget. Istri menjawab lagi:” papi, dari pada kita bunuh diri kan ngesex lebih sedikit mudharatnya, bagaimana sih papi kok tidak konsisten terhadap ajarannya sendiri?.

Gandhi, ini hanya contoh bahwa kata kata manfaat dan mudharat (kebijakan) tidak untuk hal hal yang diharamkan Allah. Kalau anda mau melanggar larangan Allah, bilang saja terus terang anda mau melangar, tidak perlu berkamuflase kata kata, mempertimbangkan manfaat mudharat dan dalam keadaan darurat maka yang harampun menjadi wajib. Tidak usah bersilat lidahlah. Oleh sebab, Ajaran Partai Islam ini sungguh berbahaya bagi masyarakat, dengan demikian masyarakat akan melakukan tindak pidana seenaknya saja kepada orang lain tanpa merasa berdosa sedikitpun hanya dengan menimbang darurat dan manfaat mudharatnya.

Kalian beranggapan dengan keberadaan kalian dilembaga paganisme, maka mudharat besar menjadi mudharat kecil walau kalian suka atau tidak suka harus melakukan pelanggaran pelanggaran Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Sebab berdasarkan ajaran anda, pelanggaran itu telah patut untuk dilanggar dengan mengambil contoh makan daging babi menjadi halal jika darurat.

Apa yang kalian orang Partai Islam lakukan hanyalah sebuah logika akal yang tidak didukung nash Qur’an Sunnah. Karena tidaklah mungkin jika Allah melarang mencampurkan yang hak dengan yang batil dalam perjuangan kalian, sementara sabda Rasulullah tentang manfaat mudharat membolehkan perbuatan yang batil dalam perjuangan kalian, sebagaimana klaim kalian itu. Rasulullah tidak menyatakan demikian, Rasulullah malah melarang yang batil tidak boleh diatasi dengan yang batil pula, maka automatis, tidak ada pertentangan antara antara firman Allah dalam surat 2:42, وَلاَ

تَلْبِسُوا اْلحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا اْلحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (al-Baqarah; 2:42)

Dengan sabda Rasulllah saw, dari Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan Al-Khudri radhiallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dilarang segala yang bahaya dan menimpakan bahaya.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Daruquthni, dan yang lainnya dengan disanadkan dan diriwayatkan oleh Malik dalam Al-Muwatha’ secara mursal, dari Amr bin Yahya, dari bapaknya, dari Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam dengan meniadakan Abu Sa’id. Hadits ini menguatkan satu dengan yang lainnya)

Anda Gandhi, mau memberantas perzinahan di kompleks pelacuran, anda masuk ke kompleks, mau menyadarkan, mau memperkecil perzinahan besar mereka (hubungan sex) menjadi perzinahan kecil (mendekati zina).. Tapi peraturan (system yang berlaku) dikompleks tersebut menyatakan, siapa saja yang masuk ruangan ini harus berzina, kalau tidak mau berzina silahkan keluar. Jangan masuk. Anda Gandhi lantaran mau memperkecil mudharat besar mereka, anda patuhi peraturan itu, maka sebelum anda membuang mudharat besar mereka menjadi mudharat kecil, anda terlebih dahulu telah melakukan mudharat besar.

Bagaimana kita mau memberantas perzinahan besar diperkecil menjadi mendekati zina (perzinahan kecil), sementara kita telah ikuti, taati perzinahan besarnya itu. Contoh masalah sederhana seperti diatas saja jika jika qolbu manusia diberi sekat oleh Allah, tidak pernah bisa dimengerti.

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ قُلِ اللهُ ، قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لاَ يَمْلِكُونَ ِلأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا ،

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى اْلأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُماَتُ وَالنُّورُ ، أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ، قُلِ اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Katakanlah: “Siapakah Rabb langit dan bumi” Jawabnya: “Allah”. (orang partai Islam akan menjawab seperti itu, sebab mereka sholat, puasa, zakat, haji juga) Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah (mereka patuh taat pada pimpinan dan syariat toghut juga), padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri”, (Sok merasa ahli dalam bicara manfaat mudharat, tapi tak ada ilmunya). Katakanlah:”Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka”.Katakanlah:”Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Rabb Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS. 13:16)

Sudah jelas Anda Gandhi berbicara dari lorong kegelapan, dari ilmu ilmu sesat yang telah mendarah daging meresap qolbu anda, maka produk anda akan selalu saja bertentangan dengan Islam, tapi anda selalu pandang baik perbuatan anda, karena anda merasa sebagai orang orang yang selalu berjuang di jalan Allah, walau aplikasinya selalu mengamalkan yang hak dengan yang batil dalam perjalanan hidup anda.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمُ اْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً

Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya” (QS. 18:103)

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya. (QS. 18:104)

Jangan Sembarangan Mengatas Namakan Rasulullah Atau Sahabat

Pada kalimat berikutnya lagi, Gandhi menulis, Para sahabat Rasulullah juga melakukan hal yang sama. Dari alenia yang lain juga anda cantumkan Tapi kehendak para sahabat ini dihentikan oleh Rasul. Tampaknya anda orang yang sembrono, karena kalimat tersebut mengandung resiko berat buat anda.

Anda Gandhi, hendak menyatakan kepada ummat, bahwa apa yang kalian lakukan orang partai Islam ini dalam era democrazy sama dengan apa yang dilakukan sahabat Rasulllah dengan mengambil contoh kisah makan daging babi jika darurat. Belum tentu shahih kisah anda itu, dan belum juga anda uji, apakah cocok sejarah Rasulullah dan para sahabatnya dengan apa yang dilakukan orang orang partai Islam, anda telah mengklaim bahwa jalan anda benar, atas dasar pemahaman dan kisah yang masih mentah itu.

Alasan kisah anda yang anda jadikan sebagai dalil (tempat berhujjah), menunjukkan tak pahamnya anda terhadap kaidah kaidah hukum Islam, tetapi anda telah berani dan lancang menyatakan Rasulullah dan para sahabatnya melakukan hal yang sama.

“Barangsiapa yang telah berdusta terhadapku secara sengaja, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di api neraka.” (Hadits Shahih Mutawatir)

Mungkin anda tidak menyengaja berdusta, namun sebagai imbasnya anda tetap berdosa karena telah menyebar luaskan cerita bohong mengatas namakan Rasulullah dan para sahabat Rasulullah dalam konteks pembenaran perjuangan orang partai Islam dalam system democrazy.

“Cukuplah seseorang itu dikatakan berdusta manakala ia menceritakan semua apa yang didengarnya (tanpa di saring lagi-red.,).”(HR.Muslim)

Imam Ibn Hibban berkata di dalam kitab Shahihnya, “Pasal: Mengenai dipastikannya masuk neraka, orang yang menisbatkan sesuatu kepada Rasulullah SAW, padahal ia tidak mengetahui keshahihannya,” setelah itu, beliau mengetengahkan hadits Abu Hurairah dengan sanadnya secara marfu’, “Barangsiapa yang berkata dengan mengatas namakanku padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” Kualitas sanad hadits ini Hasan dan makna asalnya terdapat di dalam kitab ash-Shahiihain dan kitab lainnya.

Isi surat Gandhi selanjutnya:

Satu kisah menceritakan tentang seorang sahabat yang sangat handal di setiap pertempuran sehingga ketika dia tertangkap maka lawan tidak membunuhnya melainkan menawarkan untuk bergabung. Si sahabat menolak, maka kemudian dia dikurung. Dalam kurungannya dia diberikan makanan2 yang haram seperti babi dan anggur. Makanan2 tersebut tidak pernah dia sentuh meski dia kelaparan. Pada akhirnya karena kagum akan keteguhan hati beliau, maka dia dibebaskan. Ketika kembali dan menceritakan kisahnya, dia ditanya bukankah dalam keadaan terdesak makanan yang haram pun bahkan bisa menjadi wajib? Jawabnya, dia tidak ingin perbuatannya ditiru oleh umat muslim lain dan menimbulkan salah persepsi.

Kisah lain menceritakan ketika seorang sahabat yang juga handal dalam setiap pertempuran tertangkap dan diberi sua pilihan: mencela Rasul dan bebas, atau mati dipancung. Dia mengambil pilihan pertama, yaitu mencela Rasul. Bebaslah dia. Ketika kembali ke markas dan menceritakan kisahnya, beliau hampir dikeroyok oleh para sahabat lain yang sangat marah dan menganggapnya pengecut dan murtad. Tapi kehendak para sahabat ini dihentikan oleh Rasul dengan alasan perbuatan yang dilakukan si sahabat adalah demi Islam karena dengan begitu dia dapat kembali dan ikut berjuang disisi Rasulullah. Lagipula celaannya itu adalah bukan kehendaknya melainkan karena paksaan.

Cerita diatas, memang merupakan menu khusus yang diberikan oelama partai untuk pendukungnya (liqonya) agar tidak menyebrang ke kelompok orang orang mu’min dan untuk melindungi legalitas diri para ustadnya. Tak ada bedanya sebenarnya Ahmadiyah, Syiah dengan kesesatan partai2 Islam, sama sama membela diri tetapi tidak memahami kaidah kaidah hukum Islam, implikasinya membuat cerita cerita karangan untuk pembenaran kesesatannya. Bagi yang tidak memahami kaidah kaidah hukum Islam sudah pasti akan termakan cerita karangan diatas, karena tak mampu menelaah masalah secara benar lantaran kekurangan ilmu.

بَلِ اتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَهْوَاءَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَمَنْ يَهْدِى مَنْ أَضَلَّ اللهُ ، وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun. (QS. 30:29)

Cerita Manusia Tidak Memiliki Kekuatan Hukum.

Dalam teknik pengambilan hukum Islam, suatu kisah yang dibuat oleh manusia tidak punya kekuatan hukum untuk dijadikan sandaran menetapkan suatu hukum. Kisah yang benar hanya untuk mendukung suatu ayat seperti asbabunnuzul, tapi kisah itu sendiri bukan pasal dari suatu hukum. Kecuali kisah yang terdapat dalam Qur’an maupun hadist yang shoheh, maka dengan sendirinya kisah itu memiliki kekuatan hukum. Kisah anda jelas bukan kisah dari Qur’an maupun Hadist, maka tidak bisa dijadikan hujjah. Kekuatan hukum yang anda mau tampilkan adalah kebolehan makan daging babi dalam keadaan darurat. Saya tampilkan dulu ayatnya.

{قُلْ لاَ أَجِدث فِى مَا أُوْحِىَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيْرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللهِ بِهِ ، فَمَنِ اضْظُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَ عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ}

Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Rabbmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. 6:145)

Darurat dalam Kaidah Fikih menyangkut kondisi nyawa seseorang pada saat dan kondisi tertentu.

Contoh, pesawat yang anda tumpangi jatuh dipegunungan salju Alpen, pertolongan berhari hari tak kunjung datang, makanan yang halal telah anda habiskan, tinggal tersisa makanan kaleng berisi daging babi, kalau anda tidak makan, anda bisa semakin lemah dan malah untuk makan saja tak memiliki kekuatan lagi, maka darurat dalam kaidah fikih, adalah darurat yang menyangkut nyawa manusia pada saat genting seperti kisah diatas. Boleh anda makan daging babi tersebut, tapi masih ada tapinya lagi, jangan rakus, sekedarnya saja, sekedar anda tidak keburu mati. Jadi tidak semudah anda ucapkan ini darurat ini darurat. Darurat menurut kaidah fikih menyangkut keselamatan jiwa anda pada saat tertentu saja lantaran benar benar pada saat dan tempat yang sama tak ada pilihan lain untuk sekedar memperpanjang nafas anda.

Tidak dikatakan darurat, jika pilihan lain masih banyak dan nyawa anda juga tidak dalam krisis, misal anda tinggal didaerah nasrani, atau katakanlah di Amerika yang mayoritas nasrani, daging yang halal katakanlah tidak ada, lantaran daerah nasrani. Lantas anda makan daging babi dengan alasan darurat karena tak ada lagi daging yang halal, maka anda telah keliru berat mengunakan kata kata darurat. Anda masih bisa makan kentang, telor, ikan dll untuk kehidupan anda sehari hari.

Darurat menurut orang partai, semua masalah yang belum bisa diatasi secara Islam dikatakan darurat. Kaidah salah kaprah produk partai ini tadi telah saya kemukakan amat berbahaya, maka kejahatan akan muncul dimana mana mengatas namakan darurat.

Dalam system democrazy dimana daruratnya?, adakah kepala manusia yang dipenggal oleh penguasa kalau tidak menyontreng?, dilarang sholat saja di masjid misal oleh penguasa kafir belum dikatagorikan darurat, karena kita bisa sholat ditempat lain secara sembunyi sembunyi. Apakah kalau kita dilarang sholat jum’at di Masjid misalkan oleh penguasa lantas kita mengatakan wah lagi darurat nih, marilah kita tidak sholat. Bukankah begitu logika terbalik jika kita berpegang pada asas darurat global? yang haram jadi wajib yang wajib jadi haram. Sama seperti pandangan NII, sekarang periode Makah, maka tidak mengapa tidak sholat. Kenapa anda tidak pakai jilbab wahai orang orang NII?, khan sekarang periode Makah. Otak lu dimana, sekarang ini periode SBY tau.

Dalam system democrazy dimana daruratnya buat anda?, kok orang yang mengatakan lagi darurat malah dapat gaji gede, tunjangan aduhai, fasilitas ehem, pokoknya tahta harta dan wanita terpenuhi. Orang yang darurat adalah orang yang lagi kritis dan sedang tak ada pilihan lain, berarti anda punya definisi dan pengertian bahasa yang baru tentang darurat, jika anda dapat tahta, harta dan wanita, berarti anda sedang dalam keadaan darurat. Amin, amin…

Kalau lembaga paganisme itu suatu hari di bom orang lantaran pusat penyembahan berhala, banyak orang yang sekarat lantaran kekurangan darah, maka itu baru keadaan darurat, nyawa mereka dalam keadaan kritis, bolehlah anda di transfusi darah babi, agar nyawa anda yang tersengal sengal itu bisa agak lebih berkurang ketersengalannya. Kok pakai darah babi? lah kan lagi darurat boleh boleh saja dan itu telah menimbang manfaat mudharatnya, stok darah yang halal telah habis dipakai korban2 yang masih hidup lantaran bencana Situ Gintung, Tsunami, Gempa Jogya, mati diurug sampah di Bandung dllnya, kesemua bencana dan derita itu akibat dusta oelama, murobbi murobbi terhadap Allah terhadap ummat.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٌ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

(QS. 7:96) بَلَى قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِى فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ

Sebenarnya telah datang ketetapan-ketetapan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan kamu adalah termasuk orang-orang yang kafir”. (QS. 39:59)

Pernyataan Kemunafikan.

Orang kafir tidak berdusta, tapi dia jantan menolak ayat ayat Allah, yang berdusta itu justru dari kalangan pengaku Islam, Allah katakan haram memilih pemimpin yang berkecenderungan kepada kekafiran, oelama bilang wajib. Allah katakan jangan kalian berpegang kepada suara terbanyak, kalian orang partai malah memuji muji system democrazy. Tulisan dibawah ini buktinya.

Abu Karim Fatullah menulis:  “Jangan heran jika saat ini konsep demokrasi ibarat pelita digelapnya malam yang banyak didatangi laron, semua negara berlomba menuju ke arahnya karena ia dianggap sebagai salah satu system yang mampu mengeliminir semua bentuk ke tidak adilan dan penindasan penguasa terhadap rakyatnya”.(hal 38,baris 22, dari Buku bantahan terhadap Kekeliruan Abu Bakar Ba’asyir).

Zuber Safawi dari Partai Keadilan Sejahtera menulis,  Demokrasi dewasa ini menjadi kehendak dan arus umum di dunia. Gagasan ini telah menjadi idealisme publik dalam merekonstruksi negara modern. Disepanjang dua abad, terminologi ini menjadi telah wacana utama sehingga tidak ada satupun ideologi dunia yang tidak memuat terminologi ini dalam content ideologinya

Semua kalimat diatas adalah kalimat dusta, dan dusta itu muncul dari orang orang Partai Islam dan para pendukungnya, maka tak heranlah kelakuan orang partai itulah yang sebenarnya mengundang azab Allah yang tiada henti hentinya.

Ketahuilah Gandhi, yang membuat rusak ugama ini bukan orang orang awam, orang awam itu hanya kerbau kerbau yang tinggal ditarik bagaimana maunya majikan, tapi pastor pastor, oelama oelama, orang orang yang katanya tahu ugama itulah yang sebenarnya “biang kerok” rusaknya suatu ugama. Seperti nasib tertipunya anda sekarang ini.

إِتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُم أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ ، سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (at-Tawbah; 9:31)

Cerita yang tidak logis.

Pada kisah yang pertama terdapat sesuatu yang tidak logis (tidak masuk akal), dalam suasana perang seorang tawanan Islam dimasa Rasulullah dibebaskan hanya lantaran tidak mau makan yang haram, keteguhanya menyebabkan pembebasannya?. apalagi yang membebaskan orang kafir, rupanya kalian tidak memahami tabiat orang kafir dalam perang dan tentara Islam dalam perang.

Pada kisah yang kedua, juga terjadi kejanggalan. Saya sudah membaca karakter manusia yang disebut sahabat sahabat Rasulullah, bukunya juga ada dijual dipasaran, tak ada kisah yang menceritakan seperti kisah anda itu, yang namanya sahabat sahabat Rasulullah adalah karakter karakter yang istimewa. Telah terbebas dari virus virus syirik. Dan untuk anda ketahui, orang yang mencari syahid tak akan ada yang mencari hidup, mengharap dibebaskan untuk mencerca Rasulullah.

Saya saja memilih dipenggal dari pada harus mencerca Rasulullah, apalagi sahabat Rasulullah yang di gembleng selama 23 tahun yang amat mengenal Rasulullah dalam suka dan duka, dalam kancah peperangan kepeperangan yang lain. Khalid bin Walid, si Pedang Allah yang terkenal itu amat merindukan syahid, tapi malah matinya ditempat tidur. Kok ada sahabat Rasulullah ketika diancam dipenggal, malah memilih kebebasan, syahid sudah didepan mata malah dibuang kesempatan itu. Ini tak masuk akal.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan.” Muttafaq Alaihi.

Perhatikan, tidak berniat mati syahid saja sudah merupakan cabang kemunafikan. Tanya diri anda, pernahkan anda berdoa, ya Allah matikanlah aku sebagaimana orang yang mati mendapatkan syahid?, kalau tidak pernah, Allahkan tahu kualitas anda. Maka anda belum pantas untuk mendapat petunjuk dari Allah. Abubakar ra, berkata, carilah kematian niscaya ia akan memberimu kehidupan. Sejarah bangsa budak adalah dijajah selama 350 tahun, kenapa bisa ? kenapa tidak? Mereka mencari hidup bukan mencari mati, lantaran takut mati, cinta dunia, maka penjajahan abadi. Berjuang itu cirinya seperti ayat 2:214. Kalau memperdagangkan ayat ayat Allah cirinya ya dapat mobil mewah, rumah bagus, status keren, istri berambah.

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِى الظُّلُمَاتِ ، مَنْ يَشَإِ اللهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan bereda dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk mendapat petunjuk), Niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus. (QS. 6:39)

Paragraf berikutnya dari surat Gandhi,

Nah, di kedua cerita ini ada pertaruhan juga kan? Dan keduanya benar untuk dilakukan. Anda menitikberatkan jika kita KALAH, tapi lupa menitikberatkan jika kita MENANG! Sekali lagi Anda berlindung di balik nama Allah yang nyata2 adalah yang Mahatahu dan Mahabenar. Anda menandang apakah kita dapat bertanya kepada Allah bahwa Dia mau dipertaruhkan? Suatu hal yang mustahil dilakukan dan karenanya Anda berlindung di baliknya. Jika dilakukan pun Allah akan menjawab dari hati kita masing2 dan tidak mungkin dapat dipublikasikan kan? Jika kita memang maka hasilnya insya Allah akan tampak jelas. Jika kita kalah dan harus kehilangan taruhan sekalipun, paling tidak Allah tahu niat kita! Paling tidak kita sudah bertindak dan tidak berdiam diri dan kemudian menyerahkan semuanya pasrah kepada Allah karena kita percaya Allah Mahatahu apa yang terbaik buat kita. Berdiam diri adalah sikap kafir “jika ditampar pipi kiri maka berikanlah pipi kanan” sedangkan dalam Islam, “jika ditampar pipi kiri maka tamparlah balik pipi kirinya”. Lihat surat An Nahl. Islam itu selayaknya lebah yang bermanfaat tetapi jika diganggu bisa menyengat dengan sangat sakit meski kemudian harus mati. Disini pertaruhannya adalah nasib umat muslim Indonesia, itu yang nyata2 bisa dilihat dan dipublikasikan. Bukan pernyataan Allah! Saya tidak pernah bilang bahwa democrazy itu benar! Tapi dimasa edan sekarang ini bukannya kita ngikut edan tapi secara bertahap kita buat mereka yang edan menjadi waras kembali. Coba Anda PAKSA seorang edan untuk berubah, akan susah sekali jika tidak mustahil! Tapi coba Anda dekati pelan2, hati ke hati maka insya Allah dia akan cepat untuk berubah. Saya paling tidak suka jika kita berlindung di balik Al Quran atau Allah tapi melupakan nasib umat dimana Rasulullah SAW dimasa sakaratul maut pun yang diucapkan adalah “ummatii, ummatii, ummatii…” Tolong, Mas Darmen. Jangan sesatkan umat muslim Indonesia dengan pernyataan Anda. Anda ini seperti Gus Dur yang menyatakan agar umat muslim Golput dan membiarkan kekuasaan jatuh ke tangan laknatullah. Dengan begitu nasib umat muslim Indonesia makin tidak jelas! Perjuangan Islam sekarang ini haruslah melalui gerakan reformasi, bukan revolusi. Perlahan tapi pasti. Insya Allah! Amin.

Wassalam,

Gandhi

Saya jawab lanjutannya dari paragraph Gandhi ini, Nah, di kedua cerita ini ada pertaruhan juga kan? Dan keduanya benar untuk dilakukan. Jika kisah pertama shahih, sahabat tersebut tidak bertaruh, dia seorang tawanan yang ditawarkan bergabung. Menurut saya sahabat tersebut juga orang yang tahu batas batas hukum Islam, sehingga ia tidak menyentuh makanan haram tersebut. Dia tahu, kasusnya belum darurat, ngapain pula gua sentuh tuh barang haram itu, dia masih bisa minum air zamzam, dan kue kue kecil dari alfamart. (cerita ngarang dilawan cerita ngarang). Kalau benar kagak ada makanan lagi, dan gua engga sentuh tu babi, gua dah jadi bangke dari kemaren kemaren, nah gua diboikot makanan halal dah tiga bulan, bagaimana gua masih bisa idup dan terus menghirup udara bebas lantaran lulus test keimanan kalo engga makan babi selagi darurat?. Bisa aja Gandhi bikin karangan.

Kalau orang partai jelas berjudi. Orang partai tidak sedang dalam tawanan orang. Mereka malah mendatangi lembaga perjudian KPU (Komisi Perjudian Ummat) dengan ikhlas tanpa ada tekanan dari siapapun (bukan orang tawanan), wajah tersenyum riang, angkat tangan tinggi tinggi ketika dapat nomor urut. Mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk memperoleh kemenangan, pasang iklan di TV dan surat kabar, pamflet2, kartu nama poster poster, jual tampang dan gelar untuk sebuah jabatan yang menggiurkan. Semua permainan kafir yang dikemas atas nama jihad.

Namanya judi ada yang kalah ada yang menang, yang kalah banyak yang masuk rumah sakit jiwa, dan bahkan ada yang bunuh diri. Suatu perjudian yang dampaknya mengerikan lantaran aturan mainya Manusia ditempatkan sebagai Penguasa Alam Semesta, sementara Penguasa Alam Semesta yang sesungguhnya ditempatkan sebagai object pelengkap penderita. Suatu aturan main yang amat amat kurang ajar terhadap penguasa alam semesta, dan disitulah Partai Islam menjadi peserta yang turut serta menghujat Allah SWT.

Ketika saya masih kecil pernah terfikir, enak juga kalau menang dalam perjudian Nalo (nasional lottre) misalnya, uangnya selain untuk pribadi yang akan bikin kaya, juga bisa impact (bukan infaq) ke Masjid, untuk bangun Masjid sebagai ngaamalin (uangnya mbok) jariah. Pemikiran orang partai ini persis seperti pemikiran saya ketika masih kecil. Berjudinya saja sudah haram, pakai angan angan pula kalau menang, aku akan sumbang masjid seperti membuat masjid kubah emas.

Anda menitikberatkan jika kita KALAH, tapi lupa menitikberatkan jika kita MENANG!

Berjudi atau bertaruh diharamkan dalam Islam, yang dipertaruhkan bisa uang, benda manusia dllnya. Jika menang dapat kursi (jabatan), jika kalah, uang, tenaga, waktu, pemikiran yang telah dikorbankan begitu rupa raib tanpa ada hasil apapun. Itu the Real Gambling & Betting. Ada beberapa partai yang kalah telak, padahal pengorbanan yang dikeluarkan telah begitu besar, kekalahan ini menimbulkan stress, gila dan terberat bunuh diri. Inilah konsekwensi logis dari perjudian. Jadi pesta democrazy sebenarnya pesta perjudian dalam skala besar dan melibatkan jutaan manusia.

Dari sudut perjudian ini saja sudah terdapat ke haramannya. Kalau bukan judi anda mau sebut apa Gandhi?, jihad fiesabilillah?. Dikatakan tidak berjudi, kalau semua partai yang ikut serta beserta keseluruhan calegnya diberi kursi, sehinga pengorbanan mereka yang begitu besar tidak sia. Kalau yang begini ini, semua caleg dapat korsi, saya jamin tidak akan ada yang stress, sakit jiwa, apalagi bunuh diri. Mau taruhan, berjudi sama saya ?, hehe..

Anda katakan jihad dijalan Allah?, anda mengatakan anda berjihad di jalan Allah?, tapi anda ikuti, anda tunduk patuh pada syariat, pada aturan yang mentuhankan Manusia dan menjadikan Tuhan yang sesungguhnya hanya sebagai object pelengkap penderita. Jihad fiesabilillah artinya membuang aturan itu, menghancur leburkan syariat thogut itu, bukan malah mendukung daan menumbuh suburkan. Kalau anda mendukung dan menumbuh suburkan itu namanya Sabili toghut. Jadi kalau tulisan Anis Malta yang memuji muji democrazy, wajah wanita jilbab doctor ekonomi dimuat, itu namanya majalah Sabili Toghut. Tidak menuju mardhatilah tapi mengundang azab Allah.

Bahkan terlebih parahnya anda mengatakan kepada saya, Berdiam diri adalah sikap kafir “jika ditampar pipi kiri maka berikanlah pipi kanan” sedangkan dalam Islam, “jika ditampar pipi kiri maka tamparlah balik pipi kirinya”. Kaidah hukum Islam mana pula yang menyatakan kalau anda ikut serta dalam pesta penghujatan Allah dan Rasul (democrazy), anda telah berbuat, sementara yang tidak mau ikut dalam penghujatan Allah dan Rasul anda katakan berdiam diri?.

Anda Gandhi, kalau bicara sesuaikan dengan fakta, supaya tidak gampang di balikkan oleh lawan, dalam aturan democrazy Allah dan Rasul dihujjat (ditampar), saya tidak melihat orang partai Islam yang menampar balik mereka. Kalau itu yang terjadi anda pantas menyandang Arizal. Laki laki yang punya harga diri. Yang terjadi malah kebalikan dari pernyataan anda. Coba lihat di TV, anda peluk pelukan, rangkul rangkulan, salam salaman, jalan bareng, foto bareng, gandengan tangan, makan bareng, dapat duit pula dari mereka yang tidak mencerminkan anda marah besar atas penghujatan Allah dan Rasul.

لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيْرَتَهُمْ ، أُولَئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ اْلإِيْمَانِ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ، وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ، رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ، أُولَئِكَ حِزْبَ اللهِ ، أَلاَ إِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (QS. 58:22)

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا أَوْ كَذّّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ ، ألَيْسَ فِى جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? (QS. 29:68)

Selanjutnya dari tulisan Gandhi, Anda menandang apakah kita dapat bertanya kepada Allah bahwa Dia mau dipertaruhkan? Suatu hal yang mustahil dilakukan dan karenanya Anda berlindung di baliknya. Jika dilakukan pun Allah akan menjawab dari hati kita masing2 dan tidak mungkin dapat dipublikasikan kan?.

Anda ini orang yang kurang mampu membaca apa yang tersirat, firman Allah menyangkut hal hal yang pokok telah komplit, anda mau bicara apa saja dari A sampai Z telah komplit. Bahkan kerangka penggunaan logika, otak, akal anda saja sudah diatur dalam Bangunan Struktur Islam. Begitu sempurnanya, jadi suatu bentuk kejahatan baru jenis apapun, sampai zaman kapanpun, akan selalu terdeksi oleh Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Bertanya kepada Allah maksudnya anda periksa wahyu wahyu Allah itu dalam AlQur’an, karena wahyu Allah itu datang dariNya dan tak akan pernah usang informasinya sampai zaman kapanpun. Ibarat Google Search, anda mencari Tokoh Pengrusak Bangsa yang bernama Soeharto yang mau dijadikan pahlawan nasional oleh PKS, anda ketik Soeharto, langsung anda dapatkan keterangan tentangnya.

Adakah Allah akan kasih izin, jika Allah dan Rasul dijadikan object dalam perjuanganku?. Sudahkah engkau bertanya pada istrimu, maukah ia sebagai object perjudianmu, jika engkau menang dapat rumah, mobil mewah jika engkau kalah istrimu disetubuhi oleh laki laki lain. Disini hati nuranimu akan menjawab sendiri sebelum engkau mendatangi istrimu untuk bertanya. Gila luh, mosok yang beginian gua tanya istri, mampuslah aku nanti di kemplang. Mengapa terhadap Allah engkau tidak mumpunyai hati sebagaimana ketika engkau mau bertanya kepada istrimu?.

Disini pertaruhannya adalah nasib umat muslim Indonesia, itu yang nyata2 bisa dilihat dan dipublikasikan. Bukan pernyataan Allah! Saya tidak pernah bilang bahwa democrazy itu benar!

Anda Gandhi kok berani beraninya bilang democrazy tidak benar, itu namanya anda telah murtad dari liqo anda atau dari partai anda. Anis Malta, Zuber Safawi, Sarwad Lc, Abu Karim Fatullah dan masih banyak lagi data data ustad ustad, atau oelama oelama yang memuji muji democrazy ada pada data saya. Kalau jadi murid mbok ya jangan melawan guru, jangan melawan arus, nanti kamu nduk, kualat. Walau ustad kamu zina di hotel Millenium, di Bali, korupsi di Padang, ketangkep basah ditempat mesum, kamu harus tetap hormat, cium tangan dan harus selalu mendukung mereka. Itu lho nduk ajaran nenek moyang kita yang telah turun menurun.

Tapi dimasa edan sekarang ini bukannya kita ngikut edan tapi secara bertahap kita buat mereka yang edan menjadi waras kembali. Coba Anda PAKSA seorang edan untuk berubah, akan susah sekali jika tidak mustahil! Tapi coba Anda dekati pelan2, hati ke hati maka insya Allah dia akan cepat untuk berubah.

Anda ini cerita apa sih Gandhi, yang edan dan tidak waras ini siapa?, contohnya saja anda murtad dari liqo dan partai anda. Padahal ustad anda tidak bilang democrazy sesat, Gandhi katakan democarzy sesat. Itu pertanda keedanan dan ketidak warasan ada dari kalangan anda. Dari awal anda telah edan dan tak waras kepada Allah, dengan menjadikan Allah Swt sebagai object permainan anda, sementara Manusia anda jadikan Tuhan anda. Anda mau menjadi dokter jiwa dirumah sakit jiwa, padahal anda lah justru yang harus terlebih dulu dilakukan terapi perawatan jiwa secara perlahan bertahap. Anda saja telah berkali kali saya sampaikan tulisan yang serupa tentang bahayanya democrazy bagi peradaban manusia tetap bangor, boro boro mereka yang telah duduk di kursi empuk Lembaga Penghujatan Allah itu.

Gandhi, mau membersihkan lubang tinja cukup dari luar sebagaimana Rasulullah SAW membersihkan lubang tinja dari luar. Rasulullah tolak itu sesuatu yang sekarang malah kalian buru dan berjudi dengannya yaitu tahta harta dan wanita. Begitu anda nyemplung ke lubang tinja dengan maksud membersihkan semua tu ee yang ada dilubang tinja, eh kesucian tubuh anda, air wudhu anda, baju anda telah berlepotan tinja tinja mereka. Mula mula anda teriak ih jijiy…, lama lama anda terbiasa dengan kejijian itu, anda betah karena uangnya besar, saya kan sudah bilang kalau uangnya cuma 2 juta perbulan, kalian tak akan ada yang mau nyemplung ke lubang tinja itu. Siapa pula yang mau berjudi dengan modal besar hadiahnya cuma permen?.

Dari ‘Aidz Ibnu Umar dan al-Muzanny RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” Riwayat Daruquthni. Lantara Islam begitu tinggi dan mulia ia tak akan pernah muncul dari tempat rendah lubang tinja yang kotor dan menjijikan itu. Lihat sejarah, kekhalifahan tegak oleh orang orang bersih dari perbuatan syirik, dari orang orang yang dibina Rasulullah selama 23 tahun. Bukan dari orang orang musyrik. Sejarah juga membuktikan, manakala sedikit saja mereka melanggar titah Rasulullah untuk tidak turun dari bukit bukit lantaran nafsu kepada pampasan perang, mereka dibantai oleh tentara Khalid Bin Walid yang ketika itu belum masuk Islam. Dipeperangan yang lain juga terjadi hal yang sama (perang Hunain), berbangga bangga saja dengan jumlah yang banyak, malah kaum muslimin tercerai berai dibantai musuh, dan kisah ini diabadikan dalam Al Qur’an yang menandakan, tegaknya Islam hanya bisa dilakukan oleh kebersihan jiwa dan aplikasi aplikasi bersih pengikut pengikutnya, tidak akan pernah lahir Islam dari manusia manusia yang mentuhankan manusia dan menghalalkan segala cara.

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍ ، وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ اْلأَرْضَ بِمضا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ

Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai orang-orang mu’minin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dan bercerai-berai. (at-Tawbah; 9:25)

Jangan anda pernah bermimpi lagi Gandhi akan muncul Islam dari lembaga Paganisme itu. Segeralah bertaubat, kemas koper anda, hijrah dan kembalilah kejalan Allah dan Rasul, sebelum jatuh talak Allah anda disesatkan Allah, sehingga anda semakin tak tahu lagi membedakan mana yang hak mana yang batil.

قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ ، فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ ، وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا ، وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلاَّ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ

Katakanlah: “Ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, kewajiban kamu adalah apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tiada lain kewajiban rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (QS. 24:54)

Selanjutnya, Saya paling tidak suka jika kita berlindung di balik Al Quran atau Allah tapi melupakan nasib umat dimana Rasulullah SAW dimasa sakaratul maut pun yang diucapkan adalah “ummatii, ummatii, ummatii…”

Saya tidak berlindung, memangnya Qur’an tameng alat perang, saya hanya mencoba taat sesuai 24:54. Anda dan kelompok anda hanya taat pada Allah hanya untuk urusan sholat, puasa zakat haji, selebihnya sebagaimana yang telah berali kali kita bahas, anda dan kelompok anda telah menjadi pecundang.

Tolong, Mas Darmen. Jangan sesatkan umat muslim Indonesia dengan pernyataan Anda. Anda ini seperti Gus Dur yang menyatakan agar umat muslim Golput dan membiarkan kekuasaan jatuh ke tangan laknatullah. Dengan begitu nasib umat muslim Indonesia makin tidak jelas! Perjuangan Islam sekarang ini haruslah melalui gerakan reformasi, bukan revolusi. Perlahan tapi pasti. Insya Allah! Amin.

Saya tidak menyesatkan ummat, saya malah mau menyelamatkan ummat. Silahkan anda bandingkan tulisan saya tentang democrazy dan tulisan yang mendukung democarzy. Dari isi surat anda saja jika dibaca oleh orang awam, pastilah tertipu dia. Tadinya dah ragu ragu mau kembali ke Islam, lantaran surat anda, balik lagi mereka menjadi jahiliah. Untuk menguji siapa yang menipu ummat, silahkan serahkan kepada masyarakat untuk menilainya.

Saya tidak menganjurkan Golput walaupun orang orang beriman wajib golput, tapi masalahnya kan jadi bias, karena Golputnya saya tidak sama dengan Golputnya Gus Dur, kalau Gusdur Golput lantaran sakit hati di ketiaki keponakannya Muhaimin. Ntar orang bilang sebagaimana anda bilang Gusdur dan saya sama dong tingkat keimanannya lantaran sama sama golput. Saya beserta orang orang mu’min, orang orang beriman bermaksud merubuhkan lembaga paganism itu sehancur hancurnya termasuk siapa saja orang yang berada didalamnya. Paham?. Semoga Allah membuka pintu hidayah bagimu Gandhi.

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ، إِنْ هُمْ إِلاَّ كَاْلأَنْعَامِ ، بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً

atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak itu). (QS. 25:44)

مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لاَ إِلَى هَؤُلاَءِ وَلاَ إِلَى هَؤُلاَءِ ، وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً

Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman dan kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS. 4:143)

Jakarta, 26 April 2009.

darmenadios@yahoo.com, tulisan bisa dilihat juga di http://www.darmenadios.wordpress.com

Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan hartamu, jiwamu dan lidahmu.” Riwayat Ahmad dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.

Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?” Lalu Rasulullah menjawab, “Orang yang menyatakan begini begitu (ajakan kebenaran) di saat orang-orang melakukan pengrusakan.”, tapi dirasakan aneh oleh orang orang pada saat itu/red (HR. Muslim)

Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad).

—ooOoo—


Mei 2024
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Blog Stats

  • 8.534 hits

Klik tertinggi

  • Tidak ada